
Salingka Media – Muslim (49), seorang pekerja harian, harus meregang nyawa secara tragis setelah tersengat aliran listrik ketika sedang memperbaiki talang air di atap rumah warga di Pasaman Barat. Peristiwa nahas ini terjadi pada hari Sabtu (13/12/2025) sekitar pukul 14.45 WIB di Jalan Perumahan Garden, Nagari Lingkung Aur Koto Dalam, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat. Pria paruh baya itu diduga tersengat kabel listrik yang rusak dan masih dialiri arus saat dia beraktivitas di ketinggian. Kini, keluarga korban mendesak PT PLN (Persero) agar segera PLN bertanggung jawab penuh atas insiden memilukan ini.
Saksi mata sekaligus tetangga korban, Maman (44), mengungkapkan detik-detik mencekam tersebut. Maman mendengar teriakan minta tolong dari arah atap rumah. Ketika dia mengecek, Muslim sudah terlihat kejang-kejang akibat sengatan listrik. Warga tidak berani melakukan pertolongan langsung lantaran aliran listrik masih menyala kuat.
Menyadari bahaya yang mengancam, warga segera berupaya menghubungi pihak PLN melalui layanan gangguan 8986 pada pukul 14.42 WIB. Namun, respons yang didapat hanya jawaban singkat yang diterima sekitar 13 menit kemudian. Bahkan, seorang warga yang juga anggota Polres Pasaman Barat sampai berinisiatif mendatangi kantor PLN di kawasan Batang Toman secara langsung, berharap petugas segera datang ke lokasi.
Namun, upaya tersebut terlambat. Aliran listrik baru berhasil dipadamkan setelah korban lebih dari setengah jam (30 menit) tersengat arus. Setelah listrik mati, warga segera mengevakuasi korban dari atap rumah, tetapi nyawa Muslim sudah tidak tertolong. Muslim meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Pihak keluarga dan pemilik rumah tempat kejadian menyoroti dugaan kelalaian yang dilakukan oleh PLN terkait kondisi kabel. Sahar, pemilik rumah, membeberkan bahwa kabel listrik di rumahnya sudah rusak sejak akhir November 2025 setelah tertimpa pohon mangga tumbang. Sahar mengaku sudah melaporkan kerusakan tersebut ke PLN.
Sayangnya, perbaikan yang dilakukan PLN tidak tuntas. “Kabel hanya diganti dari tiang ke ujung atap, tidak sampai ke meteran,” jelas Sahar. Beberapa hari sebelum kejadian, dinding rumahnya bahkan sempat menyetrum saat disentuh, laporan kedua sudah disampaikan, namun tidak ada tindak lanjut. Saat insiden terjadi, Sahar mencoba naik ke atap untuk menolong, tetapi dia ikut merasakan sengatan listrik.
Sahar juga menyayangkan tindakan petugas PLN yang datang. Mereka langsung membawa kabel yang diduga menjadi sumber masalah tanpa memberikan penjelasan apapun kepada warga, bahkan sebelum polisi tiba di lokasi kejadian.
Mewakili keluarga korban, adik ipar Muslim, Sengdia Sastra, berharap PLN menunjukkan itikad baik dan tanggung jawab moral yang serius. “Kami berharap ada itikad baik dari PLN untuk datang menemui keluarga korban,” ujarnya, mendesak agar PLN bertanggung jawab atas keselamatan warga dan perbaikan infrastruktur yang berpotensi membahayakan.
Terkait desakan keluarga dan temuan warga di lokasi, Manajer Unit PLN Simpang Empat, Ahmad Solehan, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan identifikasi awal terkait peristiwa tersebut. “Kami masih melakukan proses internal dan akan menyampaikan keterangan lebih lanjut setelah selesai,” kata Ahmad saat dihubungi pada Minggu (14/12/2025).





