
Salingka Media, Jambi -Makna filosofis tutup kepala (Tengkuluk) Wanita Suku kerinci, menurut gurusiana.id Kain tekuluk adalah kain batik khas daerah dari provinsi Jambi, yang sekarang sebagian besar kabupatennya sudah memiliki ciri khas batiknya sendiri. Seperti halnya di kabupaten Kerinci ada Batik Incung. Batik yang digunakan untuk tekuluk bentuknya seperti selendang / pashmina berukuran lebar 50 cm – 1 m dan Panjang 2 m – 2,5m yang untuk keindahannya saat digunakan setiap tepi kedua ujung kain diberi mainan terjuntai yang betuknya seirama dengan motif batik yang digunakan.
Penggunaan tekuluk tidak dijahit ataupun memakai alat bantu seperti peniti, melainkan hanya dililit dan diikat. Posisi juntai tekuluk juga menjadi satu fakta yang menarik untuk diketahui. Juntai yang jatuh di posisi kanan menandakan penggunanya telah menikah. Sedangkan, juntai di sebelah kiri berarti masih gadis. Pemakaian tekuluk digunakan sehari-hari maupun acara adat, setiap wilayah di Jambi memiliki ragam bentuk tekuluk yang berbeda, setiap tekuluk memiliki makna dan nilai nilai filosofi kehidupan.
- Manik urai
Manik yg terurai panjang melambangkan Ketulusan dan Pengabdian.
- Turai Kunci
Melambangkan Wanita Kerinci sbg Kunci Penjaga adat dan Budaya Kerinci. dimulai dr Rumah Tangga hingga Masyarakat adat.
- Manik2 yg diatas Mata (sunten mato).
Melambang wanita Kerinci selalu Harus menjaga Pandangan. Memilah dan Menganalisa apa yg dilihat.
- Manik2 diatas telinga (Sunten Talingo).
Melambangkan Wanita Kerinci Harus menjaga Pendengaran. setiap Info yg didengar harus disaring dan telaah.
- Kipak Kuluk (Kain Menjuntai hingga k Punggung).
Melambang wanita kerinci yg anggun namun tetap kuat.
- Aut
Serutan Pokok Kayu yg berjumlah tiga . yg melambang “Sko nan tigo talah”.
- Rurai Ambut.
Melambang Rambut Panjang yg Menjuntai lurus (Sebelum Masuknya Syariat Islam). sbg Lambang Kecantikan dan Keanggunan.
Sumber : Wawancara dgn beberapa Tokoh Adat dan Sesepuh Adat Kerinci)