
Salingka Media – Insiden kecelakaan odong odong Tapan Kerinci kembali menambah daftar panjang peristiwa lalu lintas di jalur pegunungan yang menghubungkan Sumbar–Jambi. Peristiwa tersebut menewaskan tiga penumpang dan mencederai 17 orang lainnya. Kejadian ini menjadi pengingat kuat terkait pentingnya keselamatan perjalanan, terutama pada moda transportasi wisata yang kerap digunakan secara rombongan.
Kecelakaan terjadi pada Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WIB, ketika sebuah kendaraan odong-odong R6 yang mengangkut wisatawan dari Nagari Lakitan, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, melintasi Jalan Nasional Puncak Sungaipenuh–Tapan. Kendaraan nahas tersebut terperosok ke jurang sedalam kurang lebih 10 meter di KM 30 kawasan Puncak Sungai Penuh. Ketika dievakuasi, tiga penumpang ditemukan meninggal dunia dan 17 lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda-beda.
Informasi awal menyebutkan bahwa odong-odong yang dikemudikan Bujang S. (55) bergerak dari arah Sungai Penuh menuju Tapan. Saat memasuki tikungan tajam di jalur sempit tersebut, rem kendaraan diduga mengalami gangguan sehingga pengemudi kehilangan kendali. Odong-odong menabrak pembatas jalan sebelum terjun ke jurang.
Pj Wali Nagari Sungai Gambir Sako Tapan, Zulhajrizal, membenarkan bahwa rombongan berangkat sejak pagi menggunakan dua unit odong-odong menuju daerah Kerinci. Menurutnya, perjalanan pulang melewati kawasan Jembatan Dua di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang masuk area Jambi. Di jalur inilah kendaraan kedua mengalami kecelakaan.
“Odong-odong dari Lakitan, rombongan dua unit. Kejadiannya lewat Jembatan Dua kawasan TNKS, masuk Jambi. Rombongan berangkat pagi menuju Kerinci, dan saat pulang kendaraan masuk jurang,” jelas Zulhajrizal.
Para korban luka langsung dilarikan ke RSUD Tapan untuk mendapatkan perawatan. Sementara tiga korban meninggal telah teridentifikasi oleh pihak berwenang. Suasana evakuasi sempat terekam dalam video warga yang beredar di media sosial, memperlihatkan kepanikan warga yang turut membantu mengevakuasi korban dari dasar jurang.
Kapolsek Tapan, AKP Dedy Arma, juga mengonfirmasi peristiwa tersebut. Titik kecelakaan disebut berada sekitar 6 kilometer dari perbatasan Sumatera Barat–Jambi dan masuk wilayah hukum Polres Kerinci. Ia menyebut laporan lengkap masih dalam proses penyusunan karena pihak kepolisian terus mengumpulkan keterangan dari saksi dan menelusuri kondisi kendaraan.
Kasat Lantas Polres Kerinci, IPTU Into Sujarwo, menambahkan bahwa kondisi jalan di lokasi kejadian berupa aspal dengan lebar sekitar 5 meter, memiliki tikungan tajam, serta minim rambu peringatan. Meskipun cuaca cerah saat kejadian, faktor medan dan kelengkapan pengemudi menjadi perhatian dalam penyelidikan awal.
Hasil pemeriksaan sementara menyebutkan bahwa kendaraan berada dalam kondisi layak, namun pengemudi tidak memiliki SIM B1 yang sesuai dengan jenis kendaraan odong-odong tersebut. Kerugian materi diperkirakan sekitar Rp5 juta. Kepolisian juga telah melakukan serangkaian langkah, mulai dari pengamanan lokasi, olah TKP, pemeriksaan saksi hingga proses evakuasi kendaraan dari jurang.
IPTU Into Sujarwo mengimbau masyarakat, khususnya yang bepergian menggunakan kendaraan rombongan, untuk memastikan kelayakan transportasi serta kelengkapan izin mengemudi pengemudi. Jalur pegunungan seperti Tapan–Kerinci dikenal memiliki banyak tikungan curam dan jalur sempit sehingga membutuhkan kehati-hatian penuh.





