Kebakaran Kantin SMAN 16 Padang, Kerugian Ditaksir Capai Rp50 Juta

Kebakaran Kantin SMAN 16 Padang, Kerugian Ditaksir Capai Rp50 Juta
Petugas Damkar Kota Padang Berjuang Padamkan Api yang Membakar Kantin SMAN 16 Padang

Salingka Media – Sebuah insiden kebakaran yang mengejutkan terjadi pada Minggu malam, 31 Agustus 2025, di lingkungan sekolah SMAN 16 Padang. Api melahap habis satu unit bangunan kantin yang berada di Jalan Bukit Napa No. 1, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji. Kerugian material akibat kebakaran di SMAN 16 Padang ini diperkirakan mencapai ± Rp50 juta.

Petugas jaga sekolah, Agus Hermansyah (44), menjadi orang pertama yang menyadari adanya kobaran api sekitar pukul 21.40 WIB. Saat melakukan pengecekan rutin di area sekolah, Agus dikejutkan oleh api yang sudah membesar dari arah kantin. Ia segera bertindak cepat dengan menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang.

Laporan tersebut langsung ditanggapi serius oleh Damkar Kota Padang. Lima unit armada pemadam bersama sekitar 70 personel segera dikerahkan ke lokasi. Mereka tiba di lokasi kejadian pada pukul 21.46 WIB. Berkat kesigapan tim Damkar, api berhasil dijinakkan sekitar pukul 22.13 WIB. Seluruh bangunan kantin tidak dapat diselamatkan, namun beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini.

Pihak Damkar Kota Padang mengonfirmasi bahwa seluruh isi bangunan kantin hangus terbakar. Hingga saat ini, penyebab pasti dari kebakaran di SMAN 16 Padang masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib. Meskipun demikian, insiden ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya kebakaran.

Baca Juga :  Kebakaran Melanda Pasar Raya II Padang, Sejumlah Toko Hangus Terbakar

“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan instalasi listrik, penggunaan kompor, maupun bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan api,” ujar perwakilan Damkar. Ia menambahkan bahwa kebakaran di SMAN 16 Padang ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di lingkungan padat penduduk dan fasilitas umum seperti sekolah yang memiliki aktivitas tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *