
Salingka Media – Kerusakan infrastruktur yang cukup mengkhawatirkan terjadi di akses penghubung vital antara Pantai Air Manis menuju kawasan pelabuhan. Fenomena jalan retak Bukit Peti-Peti yang berlokasi di Kecamatan Padang Selatan ini mulai teridentifikasi secara jelas pada Senin pagi tanggal 24 November. Kondisi aspal yang terbelah membuat para pengguna jalan harus meningkatkan kewaspadaan saat melintasi rute tersebut, mengingat struktur tanah yang terlihat mulai turun dan tidak stabil.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kota Padang selama beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama kerusakan ini. Air hujan yang terus menerus menggerus tanah di kawasan perbukitan membuat kepadatan tanah berkurang. Akibatnya, pondasi jalan tidak lagi mampu menahan beban secara maksimal sehingga menyebabkan keretakan yang cukup signifikan di permukaan aspal.
Pantauan langsung di lokasi kejadian memperlihatkan bahwa kerusakan bukan sekadar goresan kecil pada aspal. Sebagian badan jalan di ruas ini terlihat mengalami penurunan level atau amblas. Hal ini menciptakan celah yang cukup lebar dan dalam yang sangat berbahaya bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Jika roda kendaraan terperosok ke dalam celah tersebut, risiko kecelakaan fatal sangat mungkin terjadi, terutama bagi pengendara yang melintas dengan kecepatan sedang hingga tinggi.
Jalur ini memegang peranan yang sangat strategis bagi mobilitas warga dan logistik di Kota Padang. Ruas jalan ini merupakan akses utama yang menghubungkan Pelabuhan Muara Padang, melewati kawasan wisata Bukit Gado-Gado, dan tembus langsung menuju Pelabuhan Teluk Bayur. Terganggunya akses di titik ini tentu berpotensi menghambat arus transportasi ekonomi dan pariwisata di kawasan tersebut.
Kecemasan mulai dirasakan oleh masyarakat setempat yang setiap hari menyaksikan perubahan kondisi tanah di sana. Menurut kesaksian warga, tanda-tanda kerusakan sebenarnya sudah mulai terlihat sejak waktu subuh. Awalnya hanya berupa retakan biasa, namun seiring berjalannya waktu dan kondisi tanah yang semakin basah dan labil, retakan tersebut kian melebar. Warga setempat khawatir jika tidak segera ditangani, jalan tersebut bisa putus total atau amblas sepenuhnya ke jurang di sisi jalan.
Situasi di lapangan hingga Senin siang menunjukkan belum adanya aktivitas perbaikan berat. Belum terlihat adanya alat berat yang diturunkan oleh dinas terkait untuk melakukan penimbunan atau penguatan tebing di area jalan retak Bukit Peti-Peti tersebut. Hal ini membuat situasi semakin mendesak, mengingat cuaca di Kota Padang yang masih sering mendung dan berpotensi hujan kembali.
Para pengendara yang biasa melintasi jalur ini mulai mengambil inisiatif sendiri demi keselamatan. Sebagian dari mereka memilih untuk memutar balik atau mencari rute alternatif lain meskipun harus menempuh jarak yang lebih jauh. Mereka enggan mengambil risiko melintasi tanah yang labil, takut jika sewaktu-waktu jalan tersebut runtuh saat dilewati beban kendaraan. Keputusan ini dinilai bijak mengingat kondisi keretakan yang terus berkembang dinamis.
Pemerintah Kota Padang diharapkan dapat bergerak cepat merespons situasi darurat ini. Peninjauan teknis perlu segera dilakukan untuk menilai tingkat kerusakan dan potensi bahaya lanjutan. Langkah mitigasi bencana seperti pemasangan rambu peringatan yang jelas, pembatasan tonase kendaraan, atau penutupan sementara jalur mungkin diperlukan sebelum perbaikan permanen dilakukan. Hal ini sangat krusial untuk mencegah adanya korban jiwa maupun kerugian materiil yang lebih besar.





