
Salingka Media – Warga Kota Padang kembali harus menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Intensitas curah hujan yang sangat tinggi dan berlangsung hampir tanpa jeda selama sepekan terakhir telah memicu kondisi darurat. Dampak terparah terlihat pada sistem distribusi, di mana Intake Perumda Air Minum Padang lumpuh di beberapa lokasi kritis. Sungai-sungai yang menjadi sumber air baku meluap, membawa material sedimen dan lumpur yang sangat pekat, menjadikannya mustahil untuk diproses di instalasi pengolahan. Situasi ini secara langsung mengancam pasokan air ke ribuan pelanggan di seluruh kota.
Sejak hujan ekstrem melanda, Perumda Air Minum Kota Padang menghadapi gangguan operasional yang masif. Peningkatan debit air sungai yang drastis menyebabkan tingkat kekeruhan air baku melonjak jauh di atas batas aman yang bisa ditangani oleh fasilitas pengolahan. Akibatnya, kapasitas produksi air bersih menurun tajam.
Titik-titik pengambilan air (intake) milik Perumda Air Minum Padang di berbagai lokasi melaporkan kendala yang serupa. Ada intake yang terpaksa mengurangi operasinya secara signifikan, dan bahkan ada yang sama sekali tidak berfungsi untuk sementara waktu. Ini adalah tantangan ganda: lumpur menyumbat sistem penyaringan, sementara tingginya kekeruhan air membuat proses penjernihan mustahil dilakukan hingga kondisi air sungai kembali normal.
Di tengah situasi yang kritis, dedikasi petugas lapangan Perumda Air Minum Kota Padang menjadi sorotan utama. Salah satu lokasi yang paling terdampak dan menjadi fokus utama penanggulangan adalah Intake Paraku.
Pada hari Selasa (25/11/2025), ketika kondisi cuaca mencapai puncaknya, para petugas terlihat tetap bertahan di lokasi. Mereka bekerja keras melawan derasnya hujan, kuatnya arus sungai, dan medan yang sangat licin demi menjaga agar peralatan vital tidak rusak dan dapat segera difungsikan kembali. Tindakan manual seperti pembersihan saringan yang dipenuhi tumpukan lumpur, pengaturan operasional pompa, dan penanganan teknis lain dilakukan tanpa kenal lelah. Keselamatan petugas menjadi perhatian, namun semangat untuk memulihkan layanan air bersih bagi masyarakat tetap menjadi prioritas tertinggi.
Bencana alam ini tidak hanya mengisolasi satu titik. Sejumlah intake lainnya juga mengalami dampak serupa dan signifikan. Fenomena luapan sungai yang membawa material padat terjadi merata, membuat gangguan distribusi air bersih terjadi secara luas dan menyentuh banyak wilayah layanan pelanggan.
Menyikapi keadaan ini, Perumda Air Minum Kota Padang memastikan bahwa seluruh tim teknis dan jajaran manajemen telah disiagakan. Komunikasi dan koordinasi intensif dilakukan untuk mempercepat proses penanggulangan di lapangan, agar masyarakat tidak berlarut-larut tanpa akses air bersih.
Kasubag Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Bapak Adhie Zein, memberikan konfirmasi resmi terkait kondisi ini. Beliau tidak menampik bahwa cuaca ekstrem kali ini menghadirkan tantangan operasional yang sangat berat, terutama karena hampir seluruh intake menghadapi kekeruhan yang ekstrem.
“Kami menghadapi turbidity (kekeruhan) di luar batas aman pengolahan akibat limpasan lumpur dari sungai. Ini yang menyebabkan Intake Perumda Air Minum Padang lumpuh sementara,” jelas Adhie Zein.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf dan pengertian dari pelanggan atas gangguan yang terjadi. Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa upaya pemulihan sedang berjalan maksimal, bahkan dengan risiko tinggi di lapangan.
“Kami menjamin seluruh tim kami bergerak cepat, siang dan malam, demi memulihkan kapasitas produksi. Dedikasi petugas kami yang berjuang di tengah arus deras dan hujan patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Kami akan terus memberikan informasi perkembangan secara berkala,” tutupnya.





