Ibu di Medan Tewas Ditikam 20 Kali, Pelakunya Diduga Putri Kandung Usia 12 Tahun

Ibu di Medan Tewas Ditikam 20 Kali, Pelakunya Diduga Putri Kandung Usia 12 Tahun
Ibu di Medan Tewas Ditikam 20 Kali, Pelakunya Diduga Putri Kandung Usia 12 Tahun – Dok. Via dirgantaraonline

Salingka Media – Waktu subuh pada Rabu (10/12/2025) di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, berubah menjadi saksi bisu peristiwa yang sangat mengerikan. Ibu tewas ditikam di Medan dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar tidurnya. Korban, Faizah Soraya (42), ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tusukan yang terbilang brutal. Lebih mengguncang lagi, terduga pelaku adalah A (12), putri kandungnya sendiri yang masih duduk di bangku kelas VII SMP.

Warga sekitar lokasi kejadian sontak dilanda rasa syok dan tidak percaya. Banyak tetangga mengenal A sebagai remaja yang ramah dan penurut. Fakta bahwa seorang anak mampu melakukan aksi sebrutal itu kepada ibunya sendiri membuat keharmonisan keluarga kecil tersebut runtuh seketika.

Penemuan Mencekam: 20 Luka Tusukan Menguak Kekejaman

Sekitar pukul 04.40 WIB, Kepala Lingkungan V, Tono, bergegas mendatangi lokasi setelah mendapat laporan tentang keributan dari warga. Pemandangan di lokasi sungguh memilukan.

“Saya tiba, ambulans RS Colombia Asia sudah ada di depan rumah. Petugas medis keluar dari kamar sambil mengabarkan, ‘Korban sudah tiada’,” ujar Tono.

Di samping jenazah sang istri yang sudah tidak bernyawa, suami korban, Alham, terlihat sangat terpukul dan hanya bisa terduduk lemas sambil menangisi kondisi Faizah yang penuh luka. Awalnya, Tono hanya melihat luka di bagian lengan korban. Namun, setelah tim kepolisian melakukan pemeriksaan lebih lanjut, terungkap fakta yang jauh lebih sadis.

Baca Juga :  Polres Pesisir Selatan Tangkap Pelaku Diduga Pencabulan Penyandang Disabilitas, Terancam Hukuman Berat

“Korban mengalami 20 luka tusukan,” jelas Tono, menggambarkan kekejaman yang terjadi di dalam kamar tersebut. Polisi juga menemukan pisau dapur yang diduga kuat menjadi alat untuk melakukan pembunuhan, tergeletak tidak jauh dari tubuh korban.

Didahului Cekcok, Keluarga Dikenal Sangat Harmonis

Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa tragedi ini berawal dari pertengkaran kecil antara Faizah dan putrinya, A, pada malam sebelum kejadian. Korban sempat memarahi A, namun motif pasti pemicu cekcok tersebut masih didalami oleh kepolisian.

Fakta ini berbanding terbalik dengan kesaksian warga sekitar. Mereka kompak menegaskan bahwa keluarga kecil tersebut selama ini dikenal sangat rukun dan harmonis.

“Mereka itu akrab sekali. Ibunya sangat menyayangi anak-anaknya. Setiap pagi, ibunya selalu mengantar A ke depan dan memesankan Grab demi keamanan anaknya berangkat sekolah,” kata Tono.

Tidak ada satu pun tetangga yang menyangka bahwa siswi SMP yang pendiam dan sopan itu tega melakukan tindakan ekstrem hingga merenggut nyawa ibunya. Peristiwa ibu tewas ditikam di Medan ini menjadi tamparan keras bagi lingkungan yang selama ini melihat mereka sebagai keluarga ideal.

Baca Juga :  Bentrok Rebutan Lahan Parkir, Juru Parkir Bacok Sepupu hingga Luka Parah

Polisi Fokus Dalami Motif dan Tekanan Psikologis Pelaku

Kasus pembunuhan ini kini ditangani secara khusus oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan. Kepala Satreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto, menyatakan bahwa pendalaman motif adalah fokus utama penyidikan saat ini.

Mengingat usia A yang baru menginjak 12 tahun, polisi akan memproses kasus ini sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Proses hukumnya akan berbeda dengan pelaku dewasa, lebih menekankan pada aspek rehabilitasi dan pendampingan.

Saat ini, A telah menerima pendampingan hukum dan psikologis secara lengkap dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pengendalian Penduduk, serta petugas psikolog anak. Pendampingan ini bertujuan untuk menilai kondisi mental A, mencari tahu kemungkinan adanya trauma, tekanan emosional, atau faktor psikologis lainnya yang dapat memicu tindakan ekstrem yang melenyapkan nyawa ibunya sendiri.

Kesimpulan: Publik Menanti Jawaban di Balik Tragedi

Hingga kini, keheningan menyelimuti rumah korban, hanya garis polisi yang membentang menjadi pengingat akan tragedi yang menghancurkan. Ayah korban masih sangat terpukul, dan adik pelaku hanya bisa menangis menyaksikan kepergian sang ibu.

Baca Juga :  Kapolres Pasaman Barat Tinjau Kegiatan Vaksinasi Anak

Publik dan warga sekitar menanti hasil pendalaman motif yang dilakukan polisi. Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah: apa yang mendorong seorang anak yang dikenal manis melakukan tindakan brutal dengan 20 tusukan? Apakah ada gangguan psikologis, tekanan keluarga yang tidak terlihat, atau trauma yang tidak terungkap?

Sementara jenazah Faizah Soraya sudah dimakamkan dengan haru, A, sang terduga pelaku, harus menjalani pemeriksaan mendalam guna mengungkap seluruh kebenaran di balik tragedi ibu tewas ditikam di Medan yang menggemparkan ini. Pihak kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dengan memperhatikan aspek perlindungan anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *