
Lampung – Aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan massa di depan Kantor DPRD Provinsi Lampung berujung pada dialog terbuka yang humanis. Berbeda dari demonstrasi pada umumnya, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika, dan Pangdam XXI/Raden Intan Mayjen TNI Kristomei Sianturi secara langsung menemui pengunjuk rasa. Mereka memilih duduk lesehan bersama massa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Melawan untuk mendengarkan aspirasi secara langsung.
Suasana pertemuan terasa semakin akrab dengan kehadiran Ketua DPRD Lampung, Ahmad Giri Akbar, serta tokoh agama dan adat setempat. Meskipun awalnya disambut dengan teriakan protes, ketegangan berangsur mereda setelah para pejabat menyampaikan niat baik mereka untuk menampung seluruh tuntutan mahasiswa dan masyarakat.
Dalam dialog tersebut, perwakilan mahasiswa dari Aliansi Lampung Melawan menyampaikan 10 tuntutan utama. Beberapa poin penting yang diajukan antara lain mendesak segera disahkannya Undang-Undang (UU) Perampasan Aset, memangkas gaji dan tunjangan anggota DPR sebagai bentuk efisiensi dan tanggung jawab moral, serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap institusi Polri.
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengapresiasi cara unjuk rasa yang berlangsung tertib. “Terima kasih adik-adik mahasiswa yang telah menyuarakan aspirasi dengan tertib. Kami turun ke sini untuk mendengarkan semuanya,” ujar Rahmat, yang menegaskan komitmennya untuk meneruskan semua aspirasi tersebut.
Di kesempatan yang sama, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyampaikan permohonan maaf atas insiden tragis di Jakarta yang menyebabkan meninggalnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. “Atas nama Kepolisian Daerah Lampung, saya memohon maaf kepada masyarakat atas peristiwa itu,” ucapnya. Helmy menambahkan bahwa institusinya akan terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Kapolda juga meminta publik untuk memberi ruang kepada tim investigasi agar dapat bekerja secara maksimal. “Berikan ruang seluas-luasnya untuk tim yang bekerja dalam pengusutan kasus tersebut agar bisa terungkap secepat-cepatnya dan seterang-terangnya ke publik,” tambahnya. Pernyataan ini disambut tepuk tangan riuh dari massa, menunjukkan apresiasi atas sikap terbuka dari Kapolda.
Setelah dialog yang konstruktif, massa dari Aliansi Lampung Melawan akhirnya membubarkan diri dengan tertib pada pukul 14.00 WIB. Pertemuan ini menjadi bukti bahwa komunikasi langsung dan humanis dapat menjadi solusi efektif dalam menghadapi perbedaan pendapat.