Padang  

TPU Tunggulhitam Padang Terendam Banjir Besar Hingga Makam Nyaris Hilang

TPU Tunggulhitam Padang Terendam Banjir Besar Hingga Makam Nyaris Hilang
TPU Tunggulhitam Padang Terendam Banjir Besar Hingga Makam Nyaris Hilang – Dok. Foto Via Top Sumbar

Salingka Media – Intensitas hujan yang sangat tinggi mengguyur wilayah Kota Padang sejak Senin malam, 24 November 2025, mengakibatkan bencana hidrometeorologi di beberapa titik vital. Salah satu dampak paling parah terjadi di kawasan TPU Tunggulhitam Padang yang dilaporkan terendam banjir besar pada Selasa pagi, 25 November 2025. Luapan air yang tidak terbendung membuat area pemakaman umum tersebut nyaris tidak terlihat karena tertutup genangan air yang cukup tinggi.

Berdasarkan pantauan langsung di lokasi kejadian, area pemakaman yang biasanya ramai peziarah kini berubah menjadi hamparan air yang luas. Ketinggian air di lokasi tersebut bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga mencapai 100 sentimeter di titik-titik terendah. Kondisi ini membuat ribuan batu nisan yang ada di sana tenggelam dan tidak lagi terlihat dari kejauhan.

Pemandangan di lokasi cukup memprihatinkan karena permukaan tanah benar-benar tertutup air keruh. Warga setempat melaporkan bahwa situasi ini terjadi sangat cepat akibat debit air yang terus bertambah. Bahkan, beredar informasi yang menyebutkan adanya kekhawatiran mengenai beberapa peti jenazah yang diduga ikut terseret oleh arus air yang cukup deras di area tersebut. Hal ini menambah kepanikan warga yang memiliki makam keluarga di area tersebut.

Baca Juga :  Satpol PP Kota Padang Silaturahmi Dengan Pol PP Agam

Faktor utama yang menyebabkan TPU Tunggulhitam Padang dan sekitarnya lumpuh adalah meluapnya Sungai Batang Kuranji. Sungai besar yang membelah kota ini tidak mampu lagi menampung debit air kiriman dari hulu yang sangat deras sejak dini hari.

Farid, seorang warga berusia 37 tahun yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, memberikan kesaksian mengenai detik-detik naiknya air. Menurut pengamatannya, air mulai masuk dan merendam area kuburan sejak dini hari saat warga masih terlelap. Ia menyebutkan bahwa arus dari hulu sungai sangat kuat sehingga banjir naik dengan kecepatan yang tidak biasa. Hujan yang tidak kunjung berhenti dari malam hingga pagi hari memperparah keadaan, membuat sistem drainase alami sungai meluap seketika tanpa memberikan waktu bagi warga untuk bersiap.

Dampak luapan Batang Kuranji tidak hanya merusak pemandangan di area pemakaman, tetapi juga mengancam keselamatan dan harta benda warga di permukiman sekitar. Wilayah yang paling terdampak adalah Kelurahan Air Tawar Timur di Kecamatan Padang Utara. Warga yang tinggal di bantaran sungai kini berada dalam status waspada tinggi.

Baca Juga :  Prakiraan Cuaca Sumbar 4 September 2025: Hujan Ringan hingga Petir Landa Sejumlah Wilayah

Marni, warga berusia 64 tahun, mengungkapkan kecemasannya melihat air yang terus meninggi. Ia dan keluarganya telah mengambil inisiatif cepat untuk menyelamatkan barang-barang berharga. Perabotan rumah tangga dan dokumen penting telah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi di dalam rumah. Ketakutan warga sangat beralasan mengingat permukaan air sudah hampir menyentuh lantai rumah mereka pada Selasa pagi. Warga lainnya juga terlihat sibuk memindahkan kendaraan bermotor ke dataran yang lebih aman sembari terus memantau pergerakan air sungai.

Selain merendam pemakaman dan mengancam rumah warga, banjir ini menyebabkan kelumpuhan total pada sektor transportasi. Ruas jalan utama dari Simpang Tunggulhitam yang mengarah ke Dadok Tunggulhitam serta kawasan Siteba tidak bisa dilalui oleh kendaraan kecil. Genangan air di badan jalan dilaporkan mencapai ketinggian 30 hingga 50 sentimeter.

Hanya kendaraan besar seperti truk atau mobil dengan ground clearance tinggi yang berani menerobos genangan tersebut. Bagi pengendara sepeda motor dan mobil jenis sedan atau city car, memaksakan diri melintas berisiko tinggi menyebabkan mesin mati atau mogok.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem dan Antisipasi Potensi Bencana Wilayah Jakarta, Kepala BNPB dan Pj. Gubernur DKI Koordinasi Mitigasi dan Kesiapsiagaan

Sebagai langkah darurat, petugas di lapangan bersama warga setempat berusaha mengurai kemacetan dengan mengalihkan arus lalu lintas. Jalur alternatif yang dipilih adalah jalan tepian sungai yang berada di dekat TPU Tunggulhitam Padang, namun jalur ini pun bukan tanpa risiko. Kondisi tanah yang labil akibat hujan membuat jalur alternatif tersebut rawan longsor dan banjir susulan, sehingga pengendara diminta untuk tetap ekstra hati-hati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *