
Salingka Media – Gelaran pasar dadakan yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) di halaman Kantor Gubernur pada Rabu (8/10/2025) mengirimkan sinyal positif yang sangat kuat bagi masa depan sektor agrikultur di wilayah tersebut. Ratusan paket sayuran segar hasil panen petani milenial lokal dilaporkan ludes terjual hanya dalam kurun waktu empat jam, sebuah pencapaian yang menandakan tingginya antusiasme pembeli sekaligus efektivitas terobosan pemasaran yang baru. Peristiwa ini bukan sekadar transaksi jual beli biasa, melainkan sebuah manifestasi nyata dari keberhasilan kolaborasi pemerintah daerah dalam menjawab tantangan utama yang selama ini membayangi minat generasi muda untuk bergelut di bidang pertanian.
Kesuksesan penjualan cepat ini secara langsung memecahkan masalah klasik yang menjadi tembok penghalang bagi anak muda untuk terjun ke lahan, yakni sulitnya akses ke pasar yang stabil dan menguntungkan. Hariyanda Ade Sagita (29), seorang pengusaha muda pemilik Hortisius Agriculturae Centrum, menegaskan bahwa program ini memberikan dampak signifikan terhadap usahanya.
“Saya sudah empat tahun menjadi petani, dan selama ini kendala yang paling sering kami hadapi adalah sulitnya pemasaran,” ungkap Hariyanda. Ia menjelaskan bahwa inisiatif Pemprov Sumbar yang kini mengizinkan para petani muda untuk memasarkan langsung produk mereka ke berbagai instansi pemerintah, termasuk di pusat pemerintahan seperti Kantor Gubernur, benar-benar menjadi solusi yang disambut gembira. Ia membawa sebanyak 300 paket sayuran pada hari itu, dan semuanya telah berpindah tangan hanya dalam waktu empat jam.
Angka penjualan yang fantastis ini, menurut Hariyanda, merupakan indikator prospek ekonomi yang sangat menjanjikan di sektor pertanian bagi generasi muda. Ia berujar penuh semangat, “Jika kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara rutin, semangat para petani milenial pasti akan semakin besar. Tidak ada lagi alasan bagi anak muda untuk menganggur. Generasi muda harus berani mengambil peran di bidang ini.”
Antusiasme positif tidak hanya datang dari sisi penjual, tetapi juga dirasakan oleh konsumen. Salah seorang pembeli, Yenrita (54), mengungkapkan kemudahan yang ia peroleh dari kegiatan ini. Biasanya, ia baru bisa berbelanja kebutuhan sayur mayur setelah jam kantor berakhir, yang sering kali menyita banyak waktu dan energi.
“Sayurannya segar, harganya terjangkau, dan yang paling penting tersedia langsung di halaman kantor. Saya sangat terbantu karena bisa berbelanja saat jam istirahat,” ujar Yenrita. Ia berharap agar ke depan, pasar dadakan ini dapat terjadwal rutin dengan varian produk yang lebih lengkap, tidak hanya sayuran daun, tetapi juga komoditas lain seperti cabai, bawang, hingga beras. Permintaan ini mencerminkan kebutuhan nyata pegawai kantor terhadap kemudahan berbelanja produk segar lokal.
Inisiatif memfasilitasi pemasaran bagi petani muda ini merupakan gagasan dari Kepala Badan Kesbangpol Sumbar, Mursalim. Gagasan ini adalah bagian integral dari proyek perubahannya selama mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat I. Dalam proyek tersebut, Mursalim menggagas ide besar yang bertujuan memajukan sektor pertanian Sumatera Barat melalui penerapan teknologi, digitalisasi, dan percepatan regenerasi petani.
“Selama ini, profesi petani sering kali dicap sebagai pekerjaan yang kurang bergengsi atau terkesan kumuh. Padahal, dengan pendekatan teknologi dan inovasi, pertanian sesungguhnya bisa menjadi profesi yang sangat menjanjikan secara ekonomi,” kata Mursalim. Ia menambahkan bahwa melalui kegiatan konkret seperti bazar cepat ludes ini, Pemprov Sumbar ingin mengirimkan pesan yang jelas kepada generasi muda bahwa pemerintah daerah berkomitmen penuh mendukung mereka dalam sektor ini.
Guna memastikan keberlanjutan dan dampak yang lebih luas dari upaya ini, Pemprov Sumbar saat ini dilaporkan sedang merancang sebuah Peraturan Gubernur (Pergub). Regulasi ini diposisikan sebagai payung hukum yang akan mendorong langkah kolaboratif seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah tersebut dalam upaya memajukan sektor pertanian.
Mursalim menjelaskan bahwa diterbitkannya Pergub tersebut ditargetkan akan menjadikan seluruh OPD di lingkup Pemprov berperan aktif. Peran aktif tersebut mencakup upaya bersama mendorong penerapan teknologi, digitalisasi, serta program-program regenerasi petani di Provinsi Sumatera Barat. Kehadiran payung hukum ini diharapkan dapat mengikat komitmen dan sumber daya lintas sektor demi menciptakan ekosistem pertanian yang lebih modern, efisien, dan menarik bagi talenta muda.
Langkah strategis yang diambil oleh Pemprov Sumbar ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjawab tantangan modernisasi pertanian. Penjualan sayuran yang ludes dalam hitungan jam ini bukan hanya sebuah keberhasilan pasar, tetapi juga sebuah validasi bahwa pasar tersedia, dan inovasi serta dukungan pemerintah adalah kunci untuk menggerakkan roda ekonomi pertanian yang berkesinambungan. Kesuksesan ini diharapkan menjadi model percontohan yang mampu diimplementasikan di berbagai daerah lain, sekaligus mengukuhkan citra positif petani sebagai profesi masa depan yang modern dan bermartabat.