Korban Bencana Galodo Sumbar Meningkat Jadi 234 Jiwa dan 95 Warga Masih Hilang

Korban Bencana Galodo Sumbar Meningkat Jadi 234 Jiwa dan 95 Warga Masih Hilang

Salingka Media – Pemerintah daerah melaporkan perkembangan terbaru terkait korban bencana galodo Sumbar yang terus bertambah setelah banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah. Data resmi menunjukkan jumlah korban jiwa meningkat signifikan, sementara proses pencarian korban hilang masih berlangsung di tengah kondisi medan yang sulit dijangkau. Informasi ini kembali menegaskan betapa luasnya dampak bencana yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Hingga Senin, 8 Desember 2025 pukul 08.00 WIB, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat merilis data terbaru yang mencatat total 234 korban meninggal dunia telah berhasil dievakuasi dari berbagai titik terdampak. Laporan ini menunjukkan peningkatan jumlah korban dalam dua hari terakhir seiring proses pencarian yang semakin meluas.

Kasubiddokpol Biddokkes Polda Sumbar, dr. Eka Purnama Sari, dalam keterangan tertulis menyebutkan bahwa tim DVI masih bekerja tanpa jeda untuk mengidentifikasi seluruh jenazah. Dari 234 korban meninggal dunia tersebut, sebanyak 204 jenazah sudah berhasil dikenali, sementara 30 jenazah lainnya masih belum teridentifikasi.

Tiga puluh jenazah yang belum dikenali tersebut terdiri dari 14 laki-laki, 12 perempuan, dan empat bagian tubuh manusia yang ditemukan terpisah. Kerusakan parah pada tubuh korban akibat tertimbun material longsor maupun terseret arus banjir menyulitkan proses identifikasi yang membutuhkan ketelitian tinggi dari tim forensik.

Baca Juga :  37 Korban Tewas, Pencarian Belum Usai: Beton Penghalang Jadi Tantangan Tim SAR Pondok Pesantren Sidoarjo!

Tim DVI Polda Sumbar juga merinci sebaran korban di beberapa daerah. Di Kota Padang, seluruh lima jenazah yang diterima Posko DVI Polresta Padang dan RSUD Rasidin telah teridentifikasi.

Sementara itu, RS Bhayangkara Padang menerima 62 jenazah. Dari jumlah tersebut, 38 sudah berhasil dikenali dan 24 lainnya masih dalam proses identifikasi lanjutan.

Daerah dengan korban terbanyak adalah Kabupaten Agam yang mencatat 133 korban meninggal dunia. Sebanyak 127 korban telah teridentifikasi, sementara enam lainnya masih menunggu pencocokan data antemortem.

Seluruh korban dari Pasaman Barat, Bukittinggi, dan Padang Panjang telah dikenali dengan lengkap. Di sisi lain, Posko DVI Solok Kota tidak menerima korban meninggal dalam peristiwa ini.

Bencana ini belum menunjukkan tanda berakhir. Saat ini, terdapat 95 warga yang masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan warga setempat terus melakukan pencarian.

Upaya pencarian terkendala oleh hujan deras yang masih mengguyur kawasan terdampak, akses jalan yang rusak berat, serta tumpukan material longsor dan lumpur tebal. Beberapa lokasi bahkan hanya dapat dijangkau dengan berjalan kaki karena alat berat sulit masuk akibat medan ekstrem.

Baca Juga :  Sumbar Didapuk Jadi Tuan Rumah Gelaran World Islamic Entrepreneur Summit 2023

Meski sejumlah alat berat dikerahkan, banyak titik pencarian yang masih tidak dapat dilalui sehingga memperlambat proses evakuasi dan penyisiran.

Selain korban meninggal dan hilang, terdapat 20 warga yang mengalami luka-luka dan masih dirawat intensif di rumah sakit. Rinciannya adalah 17 pasien di RSUD Agam, satu pasien di RSUD Padang Panjang, dan dua korban yang dirawat di RSUD Rasidin Padang. Banyak di antaranya mengalami luka berat akibat terseret arus banjir dan tertimbun longsor.

Menurut dr. Eka Purnama Sari, proses identifikasi kini semakin menantang karena banyak jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Tekanan material longsor serta rendaman air berlumpur menyebabkan perubahan struktur tubuh korban, sehingga data antemortem seperti ciri fisik, pakaian, rekam medis, hingga barang pribadi sangat dibutuhkan untuk mempercepat pencocokan identitas.

Tim DVI juga terus membuka layanan bagi keluarga korban untuk memberikan informasi tambahan demi mempercepat proses identifikasi.

Dengan total korban meninggal mencapai 234 jiwa dan 95 orang masih hilang, pemerintah daerah menyebut bencana ini sebagai salah satu yang paling mematikan dalam sejarah Sumbar. Banyak wilayah yang masih tertutup material longsor dengan kedalaman hingga beberapa meter, sehingga potensi penambahan korban bencana galodo Sumbar masih sangat besar.

Baca Juga :  Terduga Mutilasi di Padang Pariaman Diduga Habisi 3 Korban, Dua Dibuang ke Sumur

Pemerintah pusat dan daerah kini terus memaksimalkan upaya penanganan darurat, pencarian korban, serta pemulihan infrastruktur dasar yang rusak parah.

Perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa dampak korban bencana galodo Sumbar masih sangat besar dan proses penanganan akan berlangsung panjang. Dengan dukungan semua pihak, pemerintah berharap pencarian korban dapat diselesaikan secepatnya dan pemulihan wilayah terdampak dapat berjalan lebih efektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *