
Salingka Media – Listrik Sumbar pulih hampir 100 persen sejak Jumat (5/12) setelah sebelumnya terganggu akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah. Pasokan daya listrik kini kembali berfungsi di hampir seluruh daerah terdampak, dan proses pemulihan berjalan stabil. Listrik Sumbar pulih hampir 100 persen menjadi kabar penting bagi masyarakat yang sempat mengalami pemadaman dalam beberapa hari terakhir.
Pemulihan jaringan listrik dilakukan secara bertahap di seluruh wilayah terdampak. Total terdapat 19 kabupaten dan kota di Provinsi Sumatra Barat yang sudah kembali menikmati aliran listrik secara normal. Wilayah terakhir yang berhasil dinyalakan kembali berada di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Proses perbaikan di daerah ini sempat terkendala kondisi medan yang berat karena jalur akses berlumpur dan sulit dilalui.
Petugas PLN bekerja tanpa henti untuk mempercepat proses pemulihan. Sejak Senin (1/12), pasokan listrik berhasil dipulihkan hingga 99,8 persen dari total jaringan yang terdampak. Upaya ini dilakukan dengan menerjunkan teknisi ke titik-titik kritis, memperbaiki jaringan rusak, serta memastikan kondisi instalasi aman digunakan warga.
Adapun daerah yang jaringan listriknya sudah normal meliputi Kota Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Pariaman, Payakumbuh, Sawahlunto, Solok, serta kabupaten Dharmasraya, Kepulauan Mentawai, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok Selatan, Tanah Datar, dan Agam. Listrik Sumbar pulih hampir 100 persen menjadi indikator bahwa proses penanganan kelistrikan berjalan sesuai target yang ditetapkan.
Di sisi lain, pemerintah pusat dan daerah masih terus mempercepat penanganan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana. Kementerian Pekerjaan Umum bersama dinas terkait di daerah melakukan kerja intensif untuk membuka kembali akses transportasi yang sempat terputus. Hingga Jumat (5/12), tercatat dampak terjadi pada 30 ruas jalan nasional dan 12 jembatan nasional.
Selain itu, longsor dilaporkan terjadi di 63 titik jalan, sementara banjir menggenangi 32 titik lainnya. Penanganan darurat juga mencakup 80 ruas jalan non-nasional serta 32 jembatan non-nasional yang mengalami kerusakan. Kerusakan ini menyebabkan aktivitas warga dan distribusi logistik sempat terganggu, terutama di daerah yang aksesnya terbatas.
Beberapa ruas jalan utama masih dalam kondisi terputus dan belum bisa dilalui kendaraan. Salah satu titik terparah berada di jalur Sicincin menuju batas Kota Padang Panjang pada KM 63+500. Ruas ini terputus total, dengan tambahan 12 titik longsor yang menggerus bahu jalan dan memakan satu jalur utama. Untuk penanganan sementara, perbaikan ditargetkan berlangsung selama 14 hari dengan membuka satu lajur agar kendaraan ringan tetap bisa melintas.
Meski masih ada sejumlah ruas yang rusak, akses utama antarwilayah saat ini sudah kembali dapat digunakan. Jalur Padang–Pariaman–Pasaman Barat–batas Sumatera Utara, Padang Panjang–Bukittinggi–batas Riau, Padang–Painan–batas Bengkulu, serta Padang–Solok–Dharmasraya–batas Jambi sudah dapat dilewati kendaraan.
Dalam proses perbaikan darurat, alat berat dikerahkan dalam jumlah besar. Saat ini tercatat 23 unit ekskavator, 11 dump truck, dan 6 wheel loader bekerja di berbagai titik. Kendaraan pendukung lainnya juga dimobilisasi untuk mempercepat penanganan di lapangan dan meminimalkan dampak lanjutan bagi masyarakat.
Dengan pemulihan yang terus berjalan, diharapkan seluruh jaringan listrik dan infrastruktur jalan di Sumbar segera pulih sepenuhnya. Pemerintah dan PLN mengimbau masyarakat tetap waspada saat melintas di jalur rawan longsor serta mengikuti informasi resmi terkait perkembangan kondisi di lapangan.






