
Salingka Media – Sejak Senin (24/11) malam, masyarakat dan pengguna jalan nasional di wilayah Pasaman Barat harus menghadapi kenyataan pahit, lumpuhnya total arus transportasi. Musibah Banjir di Pasaman Barat yang melanda Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman, telah memutuskan akses jalan utama setelah air Sungai Batang Pasaman meluap secara signifikan. Kondisi darurat ini tidak hanya mengganggu mobilitas, tetapi juga memaksa ratusan keluarga harus dievakuasi, menandai dampak serius dari bencana Banjir di Pasaman Barat kali ini.
Banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi sejak Senin pagi menyebabkan lonjakan debit air yang drastis di Sungai Batang Pasaman. Luapan air segera merendam dan menutup badan jalan nasional di Nagari Aia Gadang, menjadikannya tidak bisa dilewati sama sekali. Hingga pagi hari Selasa (25/11), situasi di lokasi masih sangat kritis.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Afrizal, menyampaikan bahwa ketinggian air yang merendam badan jalan masih berada pada level yang sangat tinggi. Ia menjelaskan dari Simpang Empat pada hari Selasa, bahwa tidak ada kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, yang diperbolehkan melintas. Imbasnya, antrean kendaraan panjang tak terhindarkan, dan ribuan warga mengalami kesulitan akses, menambah daftar panjang kerugian akibat Banjir di Pasaman Barat. Data sementara yang berhasil dihimpun menunjukkan setidaknya 219 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban langsung dari bencana ini.
Menanggapi kondisi yang mendesak, upaya penanganan darurat telah digencarkan sejak Senin malam. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, aparat kecamatan, SAR, pihak Kepolisian, dan Palang Merah Indonesia (PMI) telah dikerahkan ke lokasi. Mereka bekerja keras untuk memberikan pertolongan pertama serta mengevakuasi masyarakat yang terjebak atau mengalami kesulitan akibat tingginya genangan air.
Camat Pasaman, Andre Affandi, membenarkan bahwa hingga pagi hari Selasa, akses lalu lintas masih terputus total. Ia menambahkan bahwa penyebab utama bencana ini adalah tingginya intensitas curah hujan yang terjadi terus menerus. Proses evakuasi dilakukan secara bertahap dan penuh kehati-hatian, mengingat ketinggian air di luar rumah warga dilaporkan mencapai 90 hingga 100 sentimeter.
Meskipun genangan air di dalam rumah warga mulai menunjukkan penurunan sekitar 20 sentimeter, ketinggian air di area jalan dan sekitar permukiman masih menghambat aktivitas normal masyarakat. Petugas tetap siaga penuh di lapangan untuk membantu warga dan memastikan keselamatan mereka.
Di sisi lain, Kapolres Pasaman, AKP Zulfikar, juga mengonfirmasi kondisi badan jalan nasional yang masih tertutup air hingga pukul 08.00 WIB. Pihak kepolisian terus bertugas mengatur lalu lintas di sekitar lokasi terdampak dan memberikan dukungan dalam proses evakuasi yang dilakukan tim gabungan. Prioritas utama saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan menjaga ketertiban di tengah situasi darurat ini.
Masyarakat setempat dan tim penanganan berharap agar cuaca segera membaik dan air dapat surut dengan cepat. “Mudah-mudahan air cepat surut dan kendaraan bisa melalui jalan itu kembali,” ujar Andre Affandi, menyuarakan harapan banyak pihak yang aktivitasnya terhenti akibat musibah ini. Pemulihan akses jalan nasional menjadi kunci utama agar bantuan logistik dan mobilitas masyarakat dapat kembali normal.





