Tiongkok Resmi Bantu Perkuat Teknologi Kelautan Indonesia Demi Ekonomi Biru

Tiongkok Resmi Bantu Perkuat Teknologi Kelautan Indonesia Demi Ekonomi Biru
Tiongkok Resmi Bantu Perkuat Teknologi Kelautan Indonesia Demi Ekonomi Biru – Dok. Humas

Salingka Media – Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menunjukkan keseriusannya dalam menggarap potensi maritim nasional. Langkah konkret terbaru yang diambil adalah menjalin kemitraan strategis dengan Institut Oseanografi Pertama Tiongkok. Kolaborasi ini secara spesifik menargetkan peningkatan teknologi kelautan Indonesia agar mampu bersaing di kancah global dan mendukung pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien. Kerja sama ini tidak hanya sekadar perjanjian di atas kertas, melainkan langsung diimplementasikan melalui aksi nyata berupa pelatihan teknis dan transfer pengetahuan mendalam.

Kerja sama bilateral ini menjadi angin segar bagi sektor maritim tanah air. Fokus utama dari sinergi antara Jakarta dan Beijing kali ini adalah pembangunan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Tanpa SDM yang mumpuni, peralatan canggih dan kekayaan laut yang melimpah tidak akan memberikan dampak ekonomi yang maksimal bagi negara. Oleh karena itu, inisiatif ini hadir untuk menjembatani kesenjangan keterampilan yang ada saat ini dengan standar internasional.

Kepala Badan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, I Nyoman Radiarta, menegaskan pentingnya program ini bagi masa depan sektor perikanan nasional. Dalam pernyataan resminya pada Minggu, 23 November 2025, ia menjelaskan bahwa program ini dirancang secara teliti untuk mendongkrak kapabilitas nasional. Transfer ilmu pengetahuan terkini menjadi kunci utama, disamping berbagai inisiatif pengembangan SDM yang disiapkan untuk menghadapi tantangan zaman.

Baca Juga :  Marie Thomas Perempuan Pertama Sekolah di STOVIA

Realisasi dari kesepakatan ini terlihat dalam gelaran Pelatihan Teknologi Kelautan Tiongkok-Indonesia. Agenda penting tersebut berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 17 hingga 20 November 2025 di Jakarta. Forum ini menjadi wadah krusial yang memunculkan berbagai gagasan dan tuntutan baru bagi industri. Salah satu poin yang paling mendesak adalah kebutuhan akan tenaga kerja yang tidak hanya paham teori, tetapi juga terampil dalam mengoperasikan teknologi modern di lapangan.

Selain fokus pada tenaga kerja, pelatihan ini juga menyoroti urgensi perluasan sektor akuakultur yang berkelanjutan. Di tengah isu perubahan iklim global, metode budidaya perikanan konvensional harus mulai bertransformasi. Dukungan terhadap inisiatif netral karbon menjadi topik hangat yang dibahas secara mendalam. Hal ini sejalan dengan visi besar pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekonomi biru, di mana pertumbuhan ekonomi sektor laut tidak boleh merusak ekosistem yang ada.

Lokasi pelaksanaan kursus ini dipusatkan di Politeknik Perikanan Jakarta serta beberapa fasilitas penelitian nasional lainnya. Pemilihan lokasi ini menunjukkan bahwa pemerintah ingin mendekatkan dunia pendidikan vokasi dengan praktik riset terapan. Materi yang diajarkan sangat komprehensif, mencakup kebijakan strategis ekonomi biru hingga teknik restorasi ekologi yang efektif.

Baca Juga :  Detik-detik Kapal Patroli KKP Dibakar Massa di Pesisir Selatan, 8 Petugas Lolos dari Maut!

Salah satu materi teknis yang menarik perhatian adalah mitigasi karbon berbasis rumput laut. Teknologi ini dianggap sebagai solusi masa depan karena rumput laut memiliki kemampuan menyerap karbon yang sangat tinggi. Dengan menguasai teknologi ini, Indonesia tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi dari ekspor rumput laut, tetapi juga berkontribusi nyata dalam menurunkan emisi karbon dunia. Selain itu, peserta juga dibekali kemampuan analisis dampak lingkungan untuk memastikan setiap proyek kelautan aman bagi alam.

Pengembangan ekosistem riset yang kuat juga menjadi target jangka panjang. Kedua negara sepakat bahwa teknologi kelautan Indonesia memerlukan pondasi yang kokoh berupa kerja sama berkelanjutan. Sinergi ini diharapkan tidak berhenti pada pelatihan empat hari saja, melainkan berlanjut pada proyek-proyek riset bersama di masa depan yang melibatkan lebih banyak ahli dari kedua belah pihak.

Langkah ini merupakan tindak lanjut nyata dari diplomasi maritim yang dibangun antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Kesamaan visi untuk mendorong eksplorasi laut yang bertanggung jawab menjadi landasan kuat hubungan ini. Konservasi berbasis teknologi kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menjaga keberlanjutan laut bagi generasi mendatang.

Baca Juga :  Iran Klaim Punya Senjata Rahasia Lebih Dahsyat dari Nuklir, Ancam Keamanan Israel

Sebagai penutup, kolaborasi internasional seperti ini diharapkan mampu mempercepat transformasi sektor kelautan nasional. Dengan adanya transfer teknologi dan peningkatan kompetensi SDM, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia bukan lagi sekadar mimpi. Penguasaan teknologi kelautan Indonesia yang mutakhir akan menjadi modal utama bangsa ini dalam mengelola kekayaan lautnya secara mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat banyak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *