
Salingka Media – Kepolisian terus mendalami penyebab kecelakaan fatal yang merenggut nyawa dua siswi SMAN 10 Padang. Insiden nahas ini terjadi pada Kamis (21/8) di perlintasan kereta api Jalan Jati Adabiah, Padang Timur.. Untuk mendapatkan gambaran kejadian yang paling akurat, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumbar bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Padang menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan pada Jumat (22/8).
Tim gabungan yang terdiri dari 10 personel Ditlantas Polda Sumbar dan 6 personel Polresta Padang hadir di lokasi sekitar pukul 08.20 WIB. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Sumbar, AKBP Dewi Suriyani, menjelaskan bahwa dalam proses ini, kepolisian memanfaatkan sebuah teknologi mutakhir bernama Traffic Accident Analysis (TAA). Alat berbasis IT tersebut berfungsi merekonstruksi kecelakaan dengan merekam berbagai sudut di lokasi kejadian, totalnya ada enam titik.
Hasil rekaman TAA akan dikirim ke Korlantas Polri untuk diolah menjadi video animasi yang detail. Video ini nantinya akan menjadi dasar kuat bagi penyelidikan maupun proses hukum. Proses pengolahan video ini, kata AKBP Dewi, diperkirakan memakan waktu sekitar tujuh hari. Hasilnya akan menjadi sebuah video animasi yang secara gamblang menjelaskan kronologi kecelakaan, termasuk kejadian sebelum, saat, dan sesudah insiden.
Meskipun investigasi sedang berjalan, AKBP Dewi menegaskan bahwa penyebab pasti kecelakaan belum bisa disimpulkan. “Hingga kini kita masih mendalami penyebab kecelakaan. Untuk unsur kelalaian masih dalam penyelidikan,” ujarnya. Faktor-faktor lain seperti kondisi jalan dan faktor manusia juga sedang diperiksa. Mobil Honda Brio yang terlibat dalam kecelakaan saat ini sudah diamankan di Unit Laka Lantas Polresta Padang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kecelakaan tragis ini terjadi ketika mobil Honda Brio yang ditumpangi tujuh siswi SMAN 10 Padang tertabrak Kereta Api Minangkabau Ekspres. Kecelakaan tragis ini merenggut nyawa dua siswi, Nabila Khairunisa dan Alya Azzura. Salah satu korban, Nabila Khairunisa, merupakan putri sulung dari Kapolres Solok Kota, AKBP Mas’ud Ahmad.. Sementara lima siswi lainnya, Jihan, Adisti, Anisa, Aliya, dan Nayala, mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Menurut keterangan saksi mata, Ameng (49), kecelakaan itu diawali dengan suara dentuman keras. Mobil Honda Brio dengan nomor polisi F 1150 FAO itu dihantam kereta api hingga terseret sejauh 10 meter.”Satu siswi terlempar keluar mobil dengan luka serius, sedangkan enam orang lainnya terjebak di dalam,” ungkapnya.
Saksi lain di lokasi, Nurul (35), menyoroti tidak adanya palang pintu perlintasan. Bahkan, ia menyebutkan sistem pengaman seperti lampu dan alarm tidak berfungsi saat kejadian. Klakson kereta api juga baru terdengar beberapa meter sebelum perlintasan, membuat kecelakaan ini sulit dihindari. Setelah kejadian, warga segera datang memberikan pertolongan pertama, diikuti oleh kedatangan polisi untuk mengevakuasi korban dan mobil nahas tersebut.