Agama Jati Sunda: Jejak Keyakinan Asli Orang Sunda yang Dipengaruhi Hindu dan Islam

Agama Jati Sunda Jejak Keyakinan Asli Orang Sunda yang Dipengaruhi Hindu dan Islam
Agama Jati Sunda Jejak Keyakinan Asli Orang Sunda yang Dipengaruhi Hindu dan Islam (Gambar oleh Thumbnail YT BRENGKOS Official)

Salingka Media – Sebelum ajaran agama-agama besar masuk ke tanah Sunda, masyarakat Sunda telah memiliki kepercayaan sendiri yang dikenal sebagai Agama Jati Sunda. Sumber-sumber kuno seperti Carita Parahyangan menyebutkan keberadaan agama ini sebagai keyakinan asli masyarakat Sunda. Pada tahun 1907, agama ini sempat menjadi perbincangan di kalangan Tweede Kamer (Parlemen) Belanda setelah 40 orang di pedalaman Lebak teridentifikasi memeluk kepercayaan yang semula dianggap sebagai agama Hindu.

Namun, kajian lebih lanjut mengungkap bahwa keyakinan yang mereka anut bukanlah Hindu, melainkan Agama Jati Sunda yang dianut oleh masyarakat Kanekes—kelompok yang sekarang dikenal sebagai suku Baduy. Mereka merupakan keturunan Sunda yang masih mempraktikkan ajaran leluhur yang kaya akan unsur spiritual. Menurut Bupati Serang, P.A.A. Djajadiningrat, orang Kanekes tidak menganut Hindu atau Buddha, melainkan lebih dekat dengan animisme yang memuja arwah leluhur, namun pengaruh Hindu dan Islam turut mewarnai kepercayaan mereka.

Djajadiningrat berpendapat bahwa meskipun kepercayaan asli Sunda telah bercampur dengan unsur agama lain, sebutan Agama Jati Sunda masih relevan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah “Jati Sunda” berganti dengan “Sunda Wiwitan,” yang berarti ajaran Sunda yang pertama atau asli, sebagaimana tercatat dalam identitas masyarakat Kanekes.

Kepercayaan Sunda Wiwitan berpusat pada keyakinan akan kekuasaan tertinggi Sang Hiyang Keresa atau Nu Ngersakeun, yang juga disebut Batara Tunggal, Batara Jagat, dan Batara Seda Niskala. Menurut penelitian Ekadjati (1995), konsep ini menempatkan Batara Seda Niskala sebagai penguasa tertinggi, yang bahkan lebih tinggi daripada dewa-dewa dalam agama Hindu seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa.

Baca Juga :  Menguak Kisah Kondom Kuno: Skandal Seksualitas Abad ke-19 di Rijksmuseum

Selain pengaruh Hindu, penelitian oleh Kurnia dan Ahmad Sihabudin (2010) menemukan bahwa ajaran Islam juga turut berperan dalam kepercayaan masyarakat Kanekes. Salah satu pengaruhnya adalah kepercayaan bahwa agama yang mereka anut diwariskan oleh Adam Tunggal, manusia pertama yang dipercaya menjaga kelestarian alam dan tempat tinggal mereka. Konsep ini, meskipun memiliki kemiripan dengan kepercayaan agama-agama Samawi, dipastikan datang dari pengaruh Islam, mengingat Islam masuk lebih awal ke tanah Sunda.

Dengan demikian, pendapat yang menyatakan bahwa Agama Jati Sunda adalah agama asli Sunda yang dipengaruhi oleh unsur Hindu dan Islam sangatlah tepat. Pengaruh ini tidak terlepas dari sejarah Sunda yang pernah menjadi pusat kekuasaan Hindu dan Islam pada masa lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *