
Salingka Media – Satu nyawa melayang dan puluhan lainnya terkapar akibat tragedi yang mengguncang Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Sumatera Barat. Rabu (30/4/2025), sebanyak 22 narapidana dilarikan ke RSUD Achmad Mochtar setelah diduga mengalami keracunan narapidana Bukittinggi akibat menenggak minuman oplosan yang mematikan.
Di ruang perawatan rumah sakit, suasana mencekam. Dua pasien kini bergantung pada alat bantu napas di ruang ICU. “Kami pasang ventilator karena kondisi mereka sangat kritis,” jelas Direktur RSUD Achmad Mochtar, dr. Busril, dengan nada prihatin.
Selain dua yang kritis parah, 11 warga binaan lainnya masih dalam pemantauan ketat. “Sebagian besar kondisinya bisa memburuk sewaktu-waktu. Kami berusaha sekuat tenaga memberikan penanganan medis terbaik,” ujar Busril.
Dari hasil penyelidikan awal, insiden ini berawal dari tindakan gegabah seorang warga binaan yang mengambil sisa alkohol dari bahan pembuatan parfum. Cairan itu, yang seharusnya hanya digunakan untuk keperluan kebersihan, malah dicampur dengan minuman sachet, air, dan es batu. Campuran berbahaya itulah yang diminum secara bersama-sama di dalam lingkungan lapas.
Marselina Budiningsih, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Barat, mengungkap bahwa alkohol yang digunakan merupakan sisa cairan 70 persen dari produksi parfum. “Awalnya diminta untuk bersihkan tato, tapi malah disalahgunakan,” jelas Marselina saat memberi keterangan di Lapas Bukittinggi, Kamis (1/5/2025).
Akibat dari keracunan narapidana Bukittinggi ini, satu orang warga binaan kehilangan nyawa. Jenazahnya telah diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan secara layak. Sementara 2 orang masih tergantung alat bantu napas, 2 dirawat intensif, dan 8 lainnya menjalani observasi ketat.
Marselina menegaskan, pihaknya telah melibatkan tim investigasi internal dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengusut insiden ini secara menyeluruh. “Kami tidak akan menutup mata jika ada unsur kelalaian, baik dari pegawai maupun narapidana. Semua akan diperiksa,” tegasnya.