Indeks
Agam  

Tewas dengan Tali Rafia, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tergantung

Tewas dengan Tali Rafia, Nenek 83 Tahun Ditemukan Tergantung – Dok. posmetropadang

Salingka Media, Agam – Suasana sore di Kampuang Talang, Nagari Bawan, berubah drastis menjadi sunyi dan mencekam. Sejumlah warga hanya bisa terdiam, sebagian berusaha menenangkan diri, setelah kabar mengejutkan menyebar cepat: seorang nenek, yang selama ini dikenal ramah dan pendiam, ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya sendiri. Tragisnya, tubuh renta itu tergantung dengan seutas tali rafia merah yang menjerat lehernya, menggantung kaku di pintu kamar mandi.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa sore, 22 April 2025, sekitar pukul setengah lima. Nama nenek itu Rami, usianya 83 tahun. Ia tinggal sendiri. Sosok yang kerap menyapa pelan dari teras rumah kayunya, kini hanya meninggalkan sunyi dan tanda tanya.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian, penemuan ini bermula dari kecurigaan salah satu warga yang biasa memperhatikan aktivitas harian si nenek. Saat dipanggil-panggil dari luar rumah, tidak ada sahutan. Pintu rumahnya tertutup. Biasanya, Rami akan membuka jendela atau sekadar menjawab lirih dari dalam. Tapi hari itu berbeda. Hening.

Rasa penasaran warga itu berubah jadi firasat buruk. Ia memberanikan diri masuk ke dalam rumah. Dan di sanalah ia melihat pemandangan memilukan itu. Rami telah pergi – dengan cara yang membuat banyak orang di kampung itu terpukul.

Warga berkerumun dalam waktu singkat. Beberapa menahan tangis, lainnya sibuk menelepon aparat. Polisi dari Polsek Ampek Nagari dan tim medis dari Puskesmas Bawan tiba tak lama setelahnya. Prosedur cepat dilakukan – olah TKP, evakuasi jenazah, dan pengumpulan informasi dari saksi-saksi.

Kapolsek Ampek Nagari, Iptu Novandri, membenarkan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang memang sudah curiga karena korban tak muncul sejak pagi. “Saat masuk ke rumah korban, saksi melihat korban dalam posisi tergantung menggunakan tali rafia merah yang terikat di kusen pintu kamar mandi,” jelasnya pada Rabu (23/4).

Pihak medis telah melakukan pemeriksaan awal. Hasilnya? Tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Rami. Tidak ada luka mencurigakan selain jeratan di lehernya. Keluarga korban pun dengan berat hati menolak dilakukan autopsi. Mereka, bersama niniak mamak dan tokoh masyarakat setempat, menyatakan telah menerima kejadian ini sebagai musibah. Surat pernyataan resmi pun dibuat.

Meski demikian, penyebab pasti kenapa Rami memilih mengakhiri hidupnya masih menjadi teka-teki. Tidak ditemukan surat wasiat atau pesan terakhir. Polisi masih mendalami berbagai kemungkinan.

Kematian memang kadang datang tanpa aba-aba. Tapi cara seperti ini? Membekas. Meninggalkan luka yang tak kasat mata bagi orang-orang yang pernah mengenalnya.

Exit mobile version