
Salingka Media – Kematian tragis seorang mahasiswa Undhari di RSUD Sungai Dareh, Dharmasraya, menggugah perhatian publik dan pemerintah daerah. Peri Ariyandi, mahasiswa yang meninggal setelah kecelakaan, disebut mengalami dugaan keterlambatan penanganan di IGD rumah sakit, memunculkan sorotan tajam terhadap kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, melalui Bupati Annisa Suci Ramadhani dan Wakil Bupati Leli Arni, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian Peri Ariyandi, mahasiswa Universitas Dharmasraya. Rasa kehilangan itu tidak hanya dirasakan keluarga dan rekan-rekannya, tetapi juga mengguncang hati masyarakat luas.
Bupati Annisa mengaku mengikuti dengan seksama laporan media, kesaksian keluarga, serta keluhan masyarakat terkait dugaan lambatnya penanganan medis di IGD RSUD Sungai Dareh. Ia menilai bahwa semua suara yang muncul dari masyarakat adalah penting dan patut untuk didengar secara adil dan proporsional.
Menanggapi situasi tersebut, Bupati telah meminta agar pasien lainnya, Alhuda, mendapatkan penanganan cepat dan langsung oleh rumah sakit. Bahkan, malam harinya, ia memanggil jajaran rumah sakit dan pemerintah daerah untuk menerima penjelasan internal terkait kronologi kejadian.
Bupati menyadari bahwa keputusan medis berada di ranah profesional tenaga kesehatan, namun sebagai kepala daerah, ia berkewajiban memastikan bahwa layanan publik, terutama layanan kesehatan, berfungsi transparan dan dapat dipercaya. Ia mengingatkan bahwa meskipun RSUD berstatus BLUD dan memiliki otonomi, kepercayaan publik tetap harus dijaga.
Sebelum kejadian memilukan ini, proses reformasi pelayanan rumah sakit sudah diinisiasi dua bulan sebelumnya. Langkah awal melibatkan audit menyeluruh terhadap pelayanan, SOP, dan keuangan RSUD yang tengah mengalami defisit. Audit ini dijadwalkan rampung akhir Mei, namun insiden ini memperjelas bahwa reformasi tidak bisa ditunda lagi.
Sebagai langkah responsif, audit terhadap kesesuaian prosedur dan SOP di IGD RSUD Sungai Dareh pun telah diperintahkan. Selain itu, evaluasi sistem triase dan administrasi pasien dalam kondisi darurat juga sedang dilakukan. Peta jalan reformasi rumah sakit kini difokuskan pada pelayanan kedaruratan yang cepat, humanis, dan penuh empati.
Jika nantinya terbukti terdapat kesalahan prosedur dalam penanganan pasien, Bupati menyatakan tidak akan ragu mengevaluasi semua pihak terkait, bahkan siap melakukan perombakan manajemen secara menyeluruh.
Bupati Annisa menegaskan, RSUD Sungai Dareh harus menjadi rumah sakit yang memberi harapan dan rasa aman, bukan tempat yang memunculkan trauma dan ketidakpercayaan. Ia membuka ruang selebar-lebarnya untuk masukan masyarakat dalam mengawal reformasi ini secara bersama-sama.