Indeks
Padang  

Solusi Pemulihan Batang Arau, Pengurangan Sampah Dari Sumbernya

Solusi Pemulihan Batang Arau, Pengurangan Sampah Dari Sumbernya

Salingka Media, Padang – Gubernur Sumbar: Pengurangan Sampah Dari Sumbernya, Solusi Pemulihan Batang Arau. Untuk menjadikan wilayah aliran sungai( DAS) Batang Arau bersih serta jadi tempat wisata yang menarik, tidak dapat dengan mengandalkan pemerintah saja. Diperlukan kesadaran dari segala susunan warga untuk berperan nyata dalam memulihkan DAS Batang Arau, paling utama dari sampah akibat perkembangan manusia dengan seluruh aktifitasnya.

Demikian di informasikan Gubernur Sumatera Barat( Sumbar) Buya Mahyeldi dikala membagikan sambutan dalam focus group discussion( FGD) Hasil Studi Pulihkan Batang Arau, dalam rangka pemaparan hasil studi serta integrasi kedudukan multi pihak pulihkan Batang Arau, di Hotel Rangkayo Basa, Jl. Hangtuah, Padang, Kamis( 13/ 10/ 2022).

Bagi gubernur, Batang Arau memanglah harus dibersihkan. Butuh kerja keras serta kerja sama seluruh pihak. Pemerintah dengan seluruh keterbatasannya, tidak hendak mampu melawan lajunya timbunan sampah, akibat perkembangan manusia dengan seluruh aktivitasnya, baik dari volumenya ataupun jenisnya.

Oleh karena itu, Gubernur mengujarkan salah satu solusi merupakan pengurangan sampah dari sumbernya. Pengolahan sampah organik lewat budidaya maggot serta pemusnahan sampah non organik.

Gubernur pula mengapresiasi Wahana Kawasan Hidup Indonesia( WALHI) Selaku organisasi yang fokus serta aktif pada isu lingkungan hidup serta menekan pengelolaan sampah di Kota Padang.

” Saya mengapresiasi WALHI Sumbar memilih DAS Batang Arau selaku objek perhatiannya, serta terlebih lagi WALHI Sumbar juga sudah menginisiasi terbentuknya Koalisi Masyarakat Peduli Batang Arau. Kita memanglah wajib bersama- sama mencari pemecahan. Kita juga harus belajar pada wilayah serta negara yang telah sukses, seperti Singapore misalnya,” kata gubernur Mahyeldi.

Mantan Wali Kota Padang ini juga berharap, melalui FGD Pemulihan Batang Arau yang diiringi oleh para akademisi serta pemerhati lingkungan, akan diperoleh langkah- langkah yang nyata demi pelestarian DAS Batang Arau.

Direktur Eksekutif WALHI Sumbar Wengki Purwanto, menyebut FGD diselenggarakan dalam upaya mengintegrasikan peran pemerintah serta masyarakat. Harapannya Batang Arau dapat dipulihkan.

” Ini memanglah tak dapat dikerjakan sendiri, harus dikeroyok,” ucap Wengki.

Sungai Batang Arau

dengan luas DAS mencapai 172 km², hulu sungai terletak pada puncak bukit Punggung Lading Kecamatan Lubuk Kilangan serta Gunung Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang, serta pada daerah hilir ada Pelabuhan Muara.

Selaku sungai terbesar di Kota Padang, Batang Arau yang memiliki panjang sungai kurang lebih 29, 72 km merupakan kawasan wisata dengan daya tarik yang rendah, karena kualitas airnya yang tercemar akibat belum optimalnya pengelolaan limbah rumah tangga ataupun sampah dari aktivitas sepanjang DAS Batang Arau, seperti aktivitas industri, rumah sakit, bengkel, dan limbah pasar.

Exit mobile version