Indeks

Rindu Dengar Suara Salawat Dulang

Rindu Dengar Suara Salawat Dulang
Salawat Dulang

Salingka Media – Salawat Dulang adalah sastra lisan Minangkabau bertemakan Islam, sesuai dengan namanya Salawat dulang berasal dari dua kata yaitu Salawat yang berarti Salawat atau doa untuk Nabi Muhammad SAW, dan Dulang atau Talam, yaitu piring besar dari Loyang atau logam yang biasa digunakan untuk makan bersama.

Penceritaan cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad, cerita yang memuji Nabi Muhammad, atau cerita yang berhubungan dengan persoalan agama Islam dengan diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam besar itu.

Kesenian ini berkembang, dari dulunya yang hanya tampil dua orang (satu klub) untuk menyajikan buah kaji, selanjutnya ditampilkan oleh empat orang (dua klub) yang masing-masing membawakan kaji yang mereka kuasai.

Penyajian juga berkembang dengan adanya pembahasan berupa masalah-masalah yang sedang berkembang di dalam masyarakat.

Namun begitu, tetap tidak meninggalkan aspek-aspek ajaran Islamnya, salah satunya dengan membaca Salawat di awal pertunjukannya.

Irama lagu yang digunakan untuk mengiringi pendendangan juga berkembang.

Sehingga, irama sangat beragam dan seringkali menunjukkan kekhasannya masing-masing di tiap daerah.

Dulu setiap Maulid Nabi dan acara acara daerah/kampung, kita sering melihat dan mendengar kesenian tradisional ini.

Tapi seiring berjalannya waktu kesenian tradisional tersebut hanya tinggal cerita karena tergantikan oleh modernnya zaman dan kuatnya magnet budaya luar.

Apa itu Salawat Dulang ? Mungkin kalau kita bertanya kepada generasi sekarang, mereka tidak akan tahu.

Kenapa ? Karena orang orang memiliki pendapat bahwa kesastraan daerah merupakan sesuatu yang kuno dan memalukan.

Mereka seakan lupa dengan eksistensinya yang bisa dibilang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.

Bagaimana tidak, mereka memiliki alat musik khusus untuk mengiringi salawat yaitu talam yang dipukul sesuai irama oleh 2 orang, sehingga menghasilkan bunyi yang khas yang menjadi ciri khas Salawat Dulang.

Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar tidak hilang kita hendaknya bangga dan tetap menjaga eksistensinya agar tetap ada.

Serta menghilangkan rasa malu dan perasaan kuno, karena sesungguhnya Salawat Dulang merupakan warisan budaya yang harus dibanggakan, dijaga serta dilestarikan agar warisan budaya tetap ada dan tidak hilang oleh era modern yang terjadi di masa sekarang ini.

(HMS)

Referensi :

jadesta.kemenparekraf.go.id

kompasiana. com

id.m.wikipedia.org

Exit mobile version