Indeks

Polandia Bidik Status Keajaiban Ekonomi dan Tentara Terkuat di Tengah Ketegangan Regional

 

https://international.sindonews.com/read/1560285/41/antisipasi-invasi-musuh-bebuyutan-negara-tetangga-rusia-ingin-membentuk-tentara-terkuat-1745741052

Salingka Media – Di tengah aroma perayaan sejarah dan ketegangan geopolitik yang makin terasa, Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, membuka babak baru bagi negaranya. Dari kota bersejarah Gniezno, di mana seribu tahun lalu Raja Boleslaw I dinobatkan, Tusk berbicara lantang tentang masa depan: Polandia akan berdiri dengan tentara terkuat dan ekonomi terdepan di kawasan ini.

Jangan sebut itu mimpi. Begitulah kira-kira semangat pidato Tusk pada Jumat kemarin. Dalam kerangka Doktrin Piast Nasional yang baru saja ia kukuhkan, Tusk menggarisbawahi tiga pilar utama: kekuatan militer, keunggulan ekonomi, dan perluasan pengaruh politik internasional. Sebuah visi ambisius, lahir dari sejarah panjang dan dinamika baru di jantung Eropa.

Pada pilar pertama, Tusk menekankan bahwa militer Polandia harus siap menghadapi ancaman dari segala penjuru — timur, barat, selatan, tanpa terkecuali. Ia mengingatkan betapa pengalaman pahit perang di masa lalu kini menjadi bahan bakar untuk memperkuat pertahanan nasional. “Tentara kita harus mampu menanggapi ancaman apa pun,” serunya, penuh keyakinan.

Lalu, tentang ekonomi, Tusk tak kalah berani. Ia menyatakan bahwa Polandia sedang melaju kencang menuju status keajaiban ekonomi dunia. “Suatu hari nanti, orang-orang di seluruh penjuru bumi akan berkata: ‘Wow, Polandia itu luar biasa!’,” ucapnya, setengah bercanda tapi penuh keseriusan. Saat ini saja, menurutnya, Warsawa sudah menjadi salah satu motor pertumbuhan paling dinamis di benua biru.

Pilar ketiga? Ini soal politik dan aliansi. Tusk menegaskan pentingnya mempererat hubungan dengan sekutu lama: Amerika Serikat. Bahkan, Presiden Polandia Andrzej Duda dikabarkan sudah mengusulkan kepada Washington agar sebagian persenjataan nuklir Amerika dipindahkan ke tanah Polandia — usulan yang cukup membuat dunia barat menahan napas.

Di sisi lain, Wakil Presiden AS J.D. Vance menyebut bahwa dirinya akan “terkejut” jika Donald Trump, yang mungkin kembali berkuasa, menyetujui ide itu. Meski begitu, langkah berani ini mencerminkan kegelisahan Polandia terhadap ketidakpastian keamanan regional, terutama sejak meletusnya konflik Rusia-Ukraina di tahun 2022.

Sekadar catatan, sejak konflik itu pecah, Polandia sudah menggelontorkan bantuan lebih dari USD 5,7 miliar ke Ukraina — mayoritas berupa dukungan militer. Negara itu juga menampung gelombang besar pengungsi, meskipun belakangan ini, antusiasme rakyat Polandia mulai meredup karena berbagai dinamika sosial.

Menutup bulan ini, Tusk memperingatkan bahwa Warsawa siap “melindungi secara brutal” kepentingan ekonominya, termasuk mengambil peran dalam upaya rekonstruksi Ukraina di masa depan. Sebuah sikap yang memperjelas: Polandia tak hanya ingin menjadi penonton di panggung besar Eropa.

Namun di seberang sana, Moskow dengan nada sinis menepis semua kekhawatiran itu. Menurut Kremlin, narasi ancaman Rusia hanyalah trik belaka yang dimainkan oleh para pemimpin NATO dan Uni Eropa untuk menakut-nakuti warganya.

Di tengah arus sejarah yang deras ini, Polandia tampaknya telah memilih jalannya: mengukir masa depan dengan tangan sendiri, dengan kekuatan, dengan mimpi besar.

Exit mobile version