Pagelaran Komposisi Musik “RONO BUNI RANG SIJUNJUANG” Karya Ichsan Nasrul, S.Sn (Sanggar Puti Junjuang)

Pagelaran Komposisi Musik “RONO BUNI RANG SIJUNJUANG” Karya Ichsan Nasrul, S.Sn (Sanggar Puti Junjuang)
Pagelaran Komposisi Musik “RONO BUNI RANG SIJUNJUANG” Karya Ichsan Nasrul, S.Sn (Sanggar Puti Junjuang)

Salingka Media, Sijunjung – Pagelaran Komposisi Musik “RONO BUNI RANG SIJUNJUANG” Karya Ichsan Nasrul, S.Sn (Sanggar Puti Junjuang), Sijunjung adalah sebuah daerah kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki banyak keunikan. Daerah ini dikenal dengan buah lansek yang manis, alam Silokek yang indah, dan makanan khas dendeng batokok minyak tanak.

Dari segi kesenian musik tradisional, Sijunjung juga memiliki ciri khas nada tersendiri, pada umumnya kesenian musik tradisional di Kabupaten Sijunjung memiliki wilayah nada yang tidak jauh antara kesenian satu dengan yang lainnya, maka dari itu lahirlah dua buah karya komposisi musik yang berangkat dari kesenian tradisional talempong unggan dan dendang baombai sebagai upaya perwujudan dari “RONO BUNI RANG SIJUNJUANG” itu sendiri.

Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui UPTD Taman Budaya dengan bangga mempersempahkan pagelaran komposisi musik “Rono Buni Rang Sijunjuang” karya komposer muda Ichsan Nasrul, S.Sn dari Sanggar Puti Junjuang yang akan digelar Kamis, 4 November 2021 pukul 14.00 WIB – selesai di Lantai 4 Gedung Kebudayaan Sumatera Barat.

Ada dua komposisi musik yang akan ditampilkan, yakni “Dataugh Balenggek” dan “Tobo Baombai.”

“Dataugh Balenggek” berangkat dari kesenian talempong unggan logu ramo-ramo tabang tinggi yang memiliki 6 frase melodi, yang mana pada frase kelima memiliki perbedaan hitungan yang membuat kesenian musik tradisional tersebut berbeda dari kebanyakan kesenian musik tradisional lainnya, rangsangan musikal tersebut menginsirasi pengkarya menggarap sebuah komposisi musik baru dengan menawarkan bentuk permainan multimeter dan Polymeter (Heterometer, Hemiola) pada garapannya.

“Tobo Baombai” berangkat dari fenomena sosial yang berkembang di masyarakat nagari Sijunjung, berupa kelompok tobo kongsi yang menjunjung tinggi musyawarah, mufakat, dan kepercayaan antara anggota tanpa harus ada perjanjian tertulis, dengan pijakan musikalnya yaitu dendang baombai. Baombai merupakan kebiasaan berbalas pantun saat mencangkul bersama-sama di sawah dengan pola permainan, nada yang khas dan unik.

Baca Juga :  Seorang Advokat Korban Kekerasan di Vonis Hakim 2 Bulan, Tim Kuasa Hukum Kecewa

Tinggalkan Balasan