Indeks

Naskah Kuno Padang Panjang Didigitalisasi, Ini Kendala dan Harapannya

Naskah Kuno Padang Panjang Didigitalisasi, Ini Kendala dan Harapannya
Naskah Kuno Padang Panjang Didigitalisasi, Ini Kendala dan Harapannya – Dok. Humas

Salingka Media – Di balik dinding-dinding tua Masjid Asasi, masjid tertua di Kota Padang Panjang, tersimpan harta karun tak ternilai: naskah-naskah kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan spiritual masyarakat setempat. Kini, naskah-naskah berusia ratusan tahun itu mulai memasuki era baru—era digital.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Padang Panjang tengah menggencarkan proses digitalisasi naskah kuno, demi memastikan warisan budaya ini tak lekang oleh waktu dan tetap dapat diakses oleh generasi mendatang.

Namun, menurut Kepala Bidang Perpustakaan, Tuti Abdul Rajab, Rabu (30/4/2025), upaya tersebut tidak semulus yang dibayangkan. Banyak naskah ditemukan dalam kondisi rusak, bahkan sebagian sudah nyaris tak terbaca. “Restorasi menjadi tantangan terbesar. Biayanya sangat mahal, dan itu menghambat langkah kami. Kami akan segera mengajukan permohonan bantuan ke Perpustakaan Nasional RI,” ujarnya kepada tim Kominfo.

Digitalisasi naskah kuno bukan sekadar pekerjaan teknis. Ia adalah bagian dari misi pelestarian identitas dan jati diri bangsa. Proses ini mencakup konservasi fisik, restorasi, hingga alih media ke format digital. Semua tahapan tersebut bertujuan agar naskah-naskah tersebut tetap hidup, bisa dimanfaatkan untuk pendidikan, penelitian, hingga pengembangan budaya.

Ketua Tim Ahli Kajian Manuskrip Universitas Andalas, Pramono, S.S., M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa beberapa naskah penting telah berhasil dialihmedia melalui teknik fotografi khusus. “Naskah-naskah yang sudah didigitalisasi saat ini antara lain berupa Al-Qur’an dan Hadis. File hasil digitalisasinya kami simpan dalam format RAW dan JPEG untuk keperluan dokumentasi dan riset lebih lanjut,” jelasnya.

Ia menambahkan, naskah kuno atau manuskrip merupakan dokumen langka yang umumnya berusia di atas 50 tahun dan belum pernah dicetak massal. Oleh karena itu, digitalisasi naskah kuno menjadi solusi krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan membuka akses publik yang lebih luas terhadap kekayaan intelektual bangsa.

Exit mobile version