Salingka Media, Pasaman Barat – Kejaksaan Negeri Pasaman tengah melakukan pemeriksaan terhadap mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pasaman, Mara Ondak, dalam kasus dugaan penyelewengan dana donasi gempa. Pemeriksaan yang berlangsung pada Senin, 28 April 2025, ini dilakukan untuk mencari keterangan lebih lanjut terkait penggunaan dana bantuan yang dihimpun untuk korban bencana gempa Pasaman pada 2022 lalu.
Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Pasaman, Sobeng Suradal, pemeriksaan ini berawal dari laporan masyarakat serta temuan hasil audit internal yang menunjukkan adanya indikasi penyalahgunaan dana tersebut. Berdasarkan hasil audit sementara, ditemukan kerugian negara yang diperkirakan mencapai sekitar Rp600 juta. “Tim kami melakukan penghitungan dan mendapati adanya kerugian yang cukup besar,” ungkap Sobeng.
Sebagai informasi, dana yang dimaksud dihimpun dari berbagai donatur untuk mendukung pemulihan korban gempa. Pada saat peristiwa bencana, Mara Ondak menjabat sebagai Sekda Pasaman, sehingga ia bertanggung jawab atas pengelolaan dana tersebut. Kejari Pasaman memanggil Mara Ondak untuk memberikan klarifikasi mengenai aliran dana bantuan tersebut.
Proses penyelidikan ini masih terus berlanjut, dan Sobeng menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap pihak-pihak lainnya yang terlibat. Sementara itu, Mara Ondak belum memberikan pernyataan resmi terkait pemanggilannya oleh pihak Kejaksaan.
Sebagai tambahan, Mara Ondak baru-baru ini juga menjadi salah satu calon bupati Pasaman pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang berlangsung pada 19 April 2025. Dalam rekapitulasi hasil suara, pasangan Mara Ondak-Desrizal memperoleh 49.907 suara atau sekitar 35,24 persen, menempati posisi kedua setelah pasangan Welly Suhery-Parulian Dalimunthe yang meraih 61.391 suara (43,35 persen).