Salingka Media, Pasaman Barat – Meskipun menjalani masa tahanan tidak menutup diri bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk menggeluti kesenian berupa kerajinan tangan dalam mengisi hari menjalani masa hukuman. Seperti yang dilakukan oleh WBP di lapas Kelas III Talu hari ini, jumat, (05/05/2023).
Berada dibalik jeruji besi bukanlah halangan untuk berkreasi dengan mengolah kerajinan tangan.
Lapas Kelas III Talu terus memfasilitasi program pembinaan kemandirian kepada WBP secara maksimal melalui keterampilan membuat kerajinan tangan berbahan dasar koran.
Kegiatan pembinaan kerajinan tangan ini dilaksanakan setiap harinya di bengkel kerja warga binaan. Kerajinan yang dihasilkan diantaranya pas bunga, mobil-mobilan, asbak, hingga kotak tisu dan lain lain.
Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas lll Talu yang telah memberikan program-program pelatihan, salah satunya adalah Bimker HandyCraft Lapas Kelas lll Talu. Bimker HandyCraft Lapas Kelas lll Talu telah membuat beberapa karya yang menghasilkan nilai jual tinggi seperti miniatur-miniatur dari koran bekas, dan juga vas bunga, “tutur WBP Bimker HandyCraft
Kepala lapas Donni isa dermamawan menggungkapkan bahwa “pembinaan keterampilan sebagai bekal modal keahlian WBP ketika menyelesaikan masa pidana dan kembali kepada masyarakat”.
Harapan kami dengan pembinaan keterampilan ini dapat menjadi pengisi waktu luang selama menjalankan pidana sehingga keterampilan mereka menjadi bekal pada saat bebas nanti dimana memberikan dampak dan bermanfaat secara ekonomi bagi WBP itu sendiri maupun masyarakat serta tidak mengulangi tindak pidana,” ungkapnya.
Keterampilan dan kompetensi para Warga Binaan Lapas Kelas lll Talu harus sangat kita apresiasi, di dalam keterbatasan mereka di dalam penjara, mereka (WBP) bisa menghasilkan karya-karya yang tidak kalah bagusnya dengan yang di luar Lapas.
kasubsi pembinaan farizal mengatakan “ Kita terus menyaring bakat-bakat keterampilan yang dimiliki oleh para Warga Binaan, setelah kami saring, kita tempatkan di bidang mana yang dikuasi oleh WBP, kita tempatkan disitu, kita pekerjakan sehingga keahlian yang dimikiki bisa untuk menopang kehidupan setelah keluar nanti dan karya yang dihasilkan akan bermanfaat bagi banyak orang,” tutup Kasubsi Pembinaan.
kemudian salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan memberikan tanggapan postitif terhadap segala proses pembinaan di lapas kelas III Talu.
“Pada saat diluar saya pribadi tidak memiliki keterampilan untuk bekerja membuat kerajinan seperti ini, tetapi menjadi hal positif ketika saya menjalani hukuman di lapas kelas III Talu,
dimana saya dibina dan akhirnya saya bisa menghasilkan karya seni,” ungkap salah satu WBP yang menjalani pembinaan di lapas Talu.