Salingka Media – Ketua TP PKK Pasbar ikuti Apel Siaga Tim pendamping Keluarga Nusantara bergerak secara Virtual. Ketua TP PKK Pasaman Barat Ny. Titi Hamsuardi bersama Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB3A) dan stakeholder terkait lainnya mengikuti secara virtual event Nasional Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) Nusantara Bergerak, yang dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, Kamis (12/5) di Auditorium Kantor bupati Pasbar.
Apel siaga ini dilakukan sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Kabupaten/Kota yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Subang Jawa Barat.
Ketua TP PKK Ny. Titi Hamsuardi dalam Kegiatan Apel Siaga menyampaikan kegiatan Apel Siaga bertujuan untuk menumbuhkan semangat kepada para pendamping keluarga dalam melakukan pendampingan kepada pengantin baru, calon keluarga serta keluarga sermasif sebagai ikhtiar dalam percepatan penurunan angka stunting di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan dalam rangka penurunan angka stunting di Pasaman Barat, TP PKK Pasaman Barat akan berusaha membantu masyarakat Pasaman Barat dalam percepatan penurunan angka stunting melalui sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat di Pasbar.
“Kita yakin dan berharap dengan adanya dukungan baik dari pusat, provinsi serta Pemerintah Daerah Pasaman Barat, percepatan penurunan angka stunting dapat direalisasikan dengan baik melalui dukungan seluruh stakeholder terkait dalam mengatasi permasalahan stunting,” katanya.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dimanfaatkan untuk melakukan verifikasi data dan farmasi data keluarga beresiko Stunting yang bersumber dari pendataan keluarga tahun 2021 di seluruh Indonesia termasuk Kabupaten Pasaman Barat.
Sementara itu, Kadis DPPKBP3A Pasbar Anna Rahmadia menambahkan, kegiatan Apel Siaga dilaksanakan agar Tim Pendamping Keluarga yang bekerja mulai dari Kabuapten, Kecamatan, Nagari sampai kejorongan, bisa mendapatkan perhatian dan apresiasi dari seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan.
“Selain itu, agar kita semua dapat memahami apa yang dilaksanakan oleh Tim pendamping Keluarga, khususnya untuk keluarga yang beresiko stunting,” sebutnya.
Kegiatan ini, lanjutnya adalah bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang diharapkan bisa sampai pada sasaran tingkat keluarga.
Selain itu, ia juga menjelaskan salah satu pembaruan strategi penurunan stunting adalah dengan melakukan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga beresiko stunting. Karena itu diperlukan kolaborasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, kader Tim Penggerak PKK serta kader Keluarga Berencana, sebagai ujung tombak di lapangan. Tim ini yang akan mengawal proses percepatan penurunan stunting dari hulu, terutama dalam pencegahan, mulai dari Calon Pengantin hingga melakukan tindakan pencegahan lain dari faktor langsung penyebab stunting. Hms