Kepala Rutan Pekanbaru Dicopot Usai Video Napi Pesta Miras dan Sabu Viral di Medsos

Salingka Media, Pekanbaru – Peredaran video mengejutkan yang menampilkan sejumlah narapidana sedang berpesta diiringi musik keras, lengkap dengan minuman keras dan dugaan penggunaan narkoba di dalam Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pekanbaru, langsung mengundang reaksi keras dari pihak berwenang. Rekaman tersebut viral di media sosial sejak Selasa, 15 April 2025.

Pimpinan Rutan dan Kepala Pengamanan Dicopot Sementara

Menindaklanjuti video napi dugem Pekanbaru yang memicu keresahan publik, Kepala Rutan Kelas I Pekanbaru, Bastian Manalu, dan Kepala Pengamanan, Arie Jelfri, langsung dicopot dari jabatannya. Keduanya telah ditarik ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau untuk menjalani pemeriksaan internal.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Riau, Maizar, dalam pernyataan resminya pada Kamis, 17 April 2025. Maizar menegaskan bahwa langkah tegas diambil karena tanggung jawab utama atas keamanan rutan berada di tangan Karutan dan Kepala Pengamanan.

Posisi Digantikan Sementara, Pemeriksaan Masih Berlangsung

Untuk mengisi kekosongan jabatan, posisi Kepala Rutan sementara diisi oleh Nimrot Sihotang yang sebelumnya menjabat sebagai Kabid Perawatan, Pengamanan, dan Kepatuhan Internal Kanwil Ditjenpas Riau.

Maizar menyampaikan bahwa pembebastugasan dimulai sejak Rabu, 16 April 2025. Ia juga menambahkan, jika ditemukan keterlibatan oknum petugas dalam peristiwa ini, sanksi tegas akan dijatuhkan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Investigasi Libatkan Narapidana dan Petugas

Selain mencopot pejabat rutan, pihak Kanwil juga tengah melakukan pemeriksaan intensif terhadap para tahanan dan narapidana yang terekam dalam video. Dari hasil pantauan sementara, para napi tampak bebas menggunakan handphone, merokok, dan mengonsumsi minuman keras dalam ruangan tahanan.

Maizar menilai bahwa sistem pengawasan di Rutan Kelas I Pekanbaru harus dievaluasi ulang, mengingat kejadian ini merupakan bentuk kecolongan serius. Ia juga menegaskan bahwa razia di rutan sebenarnya dilakukan secara rutin, namun celah masih bisa terjadi.