
Salingka Media – Hanung Bramantyo, sutradara dari film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa,” telah mengumumkan jadwal penayangan resminya. Film ini merupakan adaptasi dari novel berjudul “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur” karya Muhidin Dahlan, yang telah selesai diproduksi pada tahun 2022, sebelum Pemilu.
“Film ini akhirnya akan tayang pada 22 Mei 2024,” ungkap Hanung melalui caption video di akun Instagram-nya pada Senin, 22 April 2024. Sebelumnya, film ini telah ditampilkan dalam ajang Jogja Netpac Asia Film Festival (JAFF) di Empire XXI Yogyakarta pada Jumat, 1 Desember 2023, namun belum tayang di bioskop hingga pengumuman Hanung.
Setelah berdiskusi dengan @raampunjabimvp, Hanung memutuskan untuk merilis film ini di bioskop serentak di seluruh Indonesia, meskipun ada pertimbangan untuk menayangkannya di platform OTT.
Film ini bercerita tentang perjalanan spiritual Nidah Kirani, diperankan oleh Aghniny Haque, yang mencari hidayah setelah merasa marah kepada Tuhan akibat tingkah laku orang-orang munafik yang menyamar sebagai orang suci.
Hanung berharap film ini dapat menjadi cermin bagi kita untuk selalu mengagungkan Tuhan dan menunjukkan ketidakpuasan kepada mereka yang berlagak suci tetapi sebenarnya munafik.
“Bagi para penyintas pelecehan seksual dan mereka yang mudah menghakimi film dari poster atau trailer, sebaiknya hindari menonton film ini. Namun, jika Anda memilih untuk menonton, tonton sampai akhir karena esensi film ini terletak pada bagian akhir,” tambah Hanung.
Film “Tuhan, Izinkan Aku Berdosa” mengangkat isu kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan pesantren. Cerita ini menggambarkan perjuangan Kiran (Aghniny Haque), seorang santri perempuan yang aktif dalam kegiatan pengajian namun menghadapi tekanan untuk menikahi seorang kiai di pesantrennya.
Dalam acara JAFF 2023, Hanung mengungkapkan bahwa film ini mencoba membuka tabu mengenai kasus-kasus pelecehan yang melibatkan tokoh agama, termasuk di pesantren. Meskipun menghadapi potensi kontroversi, Hanung merasa penting untuk mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan yang masih menjadi masalah di masyarakat.