Indeks
Padang  

Diduga Terlibat Video Asusila, Seorang Pegawai Poltekkes Padang Jadi Sorotan

Diduga Terlibat Video Asusila, Seorang Pegawai Poltekkes Padang Jadi Sorotan
Cuplikan video yang memperlihatkan aktivitas seksual dua pria di sebuah rumah wilayah Simpang Gia, Tabing, Padang, pada 17 Agustus 2024, mencuat ke publik. Salah satu individu dalam rekaman itu diduga merupakan staf tenaga kependidikan di kampus pusat Poltekkes Kemenkes Padang.Cuplikan video yang memperlihatkan aktivitas seksual dua pria di sebuah rumah wilayah Simpang Gia, Tabing, Padang, pada 17 Agustus 2024, mencuat ke publik. Salah satu individu dalam rekaman itu diduga merupakan staf tenaga kependidikan di kampus pusat Poltekkes Kemenkes Padang. Dok. Sumbarkita.id

Salingka Media, Padang – Kasus dugaan keterlibatan tenaga kependidikan Poltekkes Kemenkes Padang dalam video asusila sesama jenis mengundang perhatian publik. Informasi yang diperoleh Sumbarkita menyebutkan, video tersebut menunjukkan dua pria dewasa melakukan hubungan intim, dan salah satu dari mereka diduga adalah pegawai di institusi pendidikan kesehatan tersebut.

Video berdurasi pendek itu dikirimkan kepada redaksi oleh seorang narasumber yang enggan disebutkan identitasnya. Narasumber mengaku mendapat kiriman tersebut dari rekannya yang merupakan dosen di Poltekkes Kemenkes Padang kampus pusat, yang berlokasi di kawasan Siteba.

Dalam video yang kini beredar luas, salah satu pria diduga berinisial VN, tenaga kependidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Padang. Berdasarkan informasi yang ditelusuri Sumbarkita melalui situs resmi poltekkes-pdg.ac.id, nama VN memang tercatat sebagai staf kampus.

Kejadian dalam video tersebut disebut terjadi pada 17 Agustus 2024, di kawasan Simpang Gia, Tabing, Padang. Lokasi pastinya tidak dapat dipastikan—apakah rumah pribadi, kontrakan, atau kos-kosan. Menurut narasumber, peristiwa terjadi tak lama setelah VN mengikuti upacara peringatan Hari Kemerdekaan di kampus.

“VN masih aktif bekerja seperti biasa, tapi sejak video itu menyebar, dia tak lagi menggunakan mobil pribadi, melainkan motor,” ujar narasumber saat dihubungi Sumbarkita, Selasa (20/5).

Tenaga kependidikan Poltekkes Padang itu, menurut narasumber, sebelumnya bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya. Di akun Facebook pribadinya, informasi tentang riwayat pendidikan dan pekerjaan VN juga tercantum dengan jelas, termasuk latar belakang pendidikannya di SPK dan Poltekkes Padang.

VN diketahui telah menikah dengan seorang wanita berinisial MH, yang bekerja di salah satu BUMD di Padang. Mereka memiliki dua anak. Namun, berdasarkan keterangan narasumber, MH telah mengetahui ketertarikan suaminya pada sesama jenis sejak tahun 2011.

Sumbarkita menelusuri akun Facebook MH dan menemukan sejumlah unggahan yang mengindikasikan pergulatan batin atas situasi rumah tangganya. Dalam beberapa statusnya pada 2011, MH mengungkapkan kekecewaannya terhadap suaminya yang, menurutnya, lebih tertarik kepada sesama jenis.

“Demi ngikuti nafsu terlarang, dia rela ngorbani karir dan masa depannya,” tulis MH pada 22 Februari 2011. Sementara pada unggahan lain, ia menyebut bahwa suaminya dijodohkan dengannya oleh pria lain yang juga diduga memiliki hubungan khusus dengan VN.

Terkait mencuatnya kasus ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Poltekkes Kemenkes Padang menyatakan sikap tegas. Dalam unggahan Instagram resmi mereka (@bemkmpoltekkespdg) pada 11 April lalu, BEM mengutuk segala bentuk perilaku menyimpang di lingkungan kampus, termasuk LGBT, seks bebas, dan narkoba.

Mereka menuntut agar pihak kampus memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran nilai etika dan norma yang berlaku. Mereka juga berkomitmen untuk mengusut tuntas isu-isu semacam ini demi menjaga marwah akademik institusi.

Hingga berita ini diterbitkan, Sumbarkita telah mencoba menghubungi Direktur Poltekkes Kemenkes Padang, Renidayati, dan pejabat Humas kampus, Candramulinda, untuk meminta konfirmasi atau tanggapan resmi. Namun, belum ada pernyataan yang diberikan hingga saat ini. Jika respons resmi diterima, Sumbarkita akan memuatnya dalam pemberitaan lanjutan.

Exit mobile version